Monday, 6 May 2024
HomeBeritaAntisipasi Hepatitis, Camat Bogor Selatan Minta Lurah Intens Sosialisasi soal PHBS

Antisipasi Hepatitis, Camat Bogor Selatan Minta Lurah Intens Sosialisasi soal PHBS

Bogordaily.net – Beredarnya penyakit hepatitis akut misterius, membuat beberapa aparatur daerah mulai membuat langkah antisipasi. Seperti yang dilakukan oleh Camat Bogor Selatan Hidayatulloh, meminta agar Kepala daerah segera lakukan langkah antisipasi hepatitis akut ini.

Usai Covid-19 varian Omicron, kini muncul varian terbaru virus hepatitis akut misterius (Acute Severe Hepatitis atau Acute Hepatitis unknown of etiology).

Virus tersebut diumumkan World Health Organization (WHO) dan ditetapkan sebagai Kejadian Luar biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022 lalu.

Dengan adanya varian baru itu, membuat semua harus waspada, Camat Bogor Selatan Hidayatulloh, menyampaikan bahwa seluruh lurah yang ada di wilayahnya untuk bisa mengantisipasi dengan cara memberi sosialisasi sekaligus edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada warganya.

“Terkait informasi virus yang beredar di media sosial (medsos) kemi meminta kepada semua stack holder, terlebih aparatur wilayah untuk melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Hidayatulloh kepada Bogordaily.net, Rabu, 11 Mei 2022.

Lanjut Camat, Edukasi PHBS ini agar warga yang memiliki anak-anak untuk betul-betul memperhatikan pola makannya berikut juga dengan vitaminnya. Tujuannya agar terhindar atau dapat diantisipasi sejak dini.

“Di Bogor Selatan ada 16 kelurahan, dan kami minta semua lurah turun ke wilayah untuk sosialisasikan itu,” ucapnya.

Sebelumya, Kepala Dinas (Kadinkes) , dr Sri Nowo Retno menyatakan, merebaknya kasus Hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya itu di beberapa negara di eropa sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022.

Dilaporkan sudah ditemukan 3 kasus probable hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya di RSCM Jakarta.

“Sampai saat ini belum ditemukan kasus hepatitis tersebut di . Dinkes, RS dan Puskesmas kemarin sudah mendapatkan sosialisasi penyakit tersebut dari Kemenkes dan Dinkes Provinsi,” kata Retno sapaan Kadinkes.

Namun kata dia, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi dan kewaspadaan dini di . Menurut dia, penyakit hepatitis akut berat menyerang anak-anak usia dibawah 16 tahun. Progresivitas penyakit sangat cepat dan menimbulkan kematian.

“Gejala penyakit mirip dengan hepatitis akut, tetapi penyebabnya bukan hepatitis A,B,C, D, E. Gejala umumnya adalah demam, mual, muntah, diare, ikterus, nyeri perut (syndrome jaundice) dan penurunan kesadaran,” ujar dr Sri Nowo Retno, Senin, 9 Mei 2022.

Penyakit ini juga dalam pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan peningkatan SGPT SGOT > 500 atau diatas 500.

“Diduga penyebabnya adalah Adenovirus, dan penularan secara orofecal atau melalui mulut dan saluran pencernaan,” sebutnya.

Untuk itu pihaknya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, seperti penyiapan faskes primer dan rumah sakit terkait penegakan diagnosis dan tatalaksana hepatitis akut berat, termasuk alur rujukan.

Penyiapan laboratorium, labkesda dan laboratorium rujukan. Sosialisasi, edukasi dan informasi penyakit hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ke masyarakat melalui berbagai kanal media, forum komunikasi dan sebagainya, termasuk upaya promotif dan preventif.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menggalakkan GERMAS, termasuk hygiene sanitasi makanan.

Langkah antisipasi lain adalah meningkatkan surveilans penyakit, memantau dan melaporkan secara dini penemuan kasus ke SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon). Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dengan semua stakeholder.(*)

(Heri Supriatna)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here