Bogordaily.net– Tak hanya melakukan serangan militer, Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan pasukan Rusia juga memperkosa sepuluh orang, termasuk delapan anak-anak. Peristiwa itu bahkan dilakukan dalam waktu satu jam pada hari ini, Jumat, 20 Mei 2022.
“Ombudsman: Hari ini, hanya dalam satu jam, sepuluh laporan pemerkosaan yang dilakukan penjajah Rusia, termasuk delapan anak, diterima dari beberapa desa yang baru saja dibebaskan di wilayah Kharkiv,” demikian pernyataan kementerian itu di Twitter dikutip dari CNN Indonesia.
“Di antara anak-anak, dua anak laki-laki berumur sepuluh tahun dan satu anak laki-laki berumur satu tahun meninggal akibat luka-luka,” lanjutnya.
Sebelumnya pasukan Rusia dikabarkan kerap memerkosa warga di Ukraina selama invasi. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bahkan sempat menyebut dugaan pasukan Rusia memerkosa warga Ukraina di depan anak-anaknya sendiri.
Perwakilan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait kekerasan seksual dalam perang, Pramilla Patten mengaku sudah mendapatkan laporan-laporan tersebut.
“Saya menerima laporan yang belum terverifikasi terkait kasus kekerasan seksual terhadap anak laki-laki di Ukraina,” katanya, seperti dikutip The Guardian.
Patten juga mengungkap, cukup sulit bagi korban laki-laki untuk melaporkan kejahatan seksual yang mereka alami karena stigma salah satunya.
“Tetapi lebih sulit bagi laki-laki untuk melaporkan. Kita harus membangun suasana yang aman bagi seluruh korban untuk melaporkan kasus kekerasan seksual,” ujarnya.
Sementara itu di sisi lain Militer Ukraina memerintahkan tentara di pabrik baja Azovstal, Mariupol, untuk berhenti bertarung melawan pasukan Rusia.
“Komando militer yang lebih tinggi telah memberikan perintah demi menyelamatkan nyawa tentara garnisun kami dan untuk berhenti membela kota,” kata pemimpin unit batalion yang terjebak di Azovstal, Denys Prokopenko, dalam pernyataan video di Telegram.
Menurut Prokopenko proses evakuasi tubuh prajurit yang terbunuh dari pabrik tersebut sedang berlangsung. Prioritas mereka saat ini kata dia adalah mengungsikan prajurit yang terjebak di pabrik tersebut.***