Bogordaily.net – Diserang COVID-19, Kim Jong Un Waswas. Itulah yang kini dirasakan presiden Korea Utara setelah negaranya diserang Virus Covid-19 yanag penyebarannya mulai meluas.
Virus yang melumpuhkan nyaris separuh dunia itu kini mulai dirasakann di korea utara. Negara itu mengumumkan bahwa mereka sedang dalam bahaya, lebih dari setengah juta penduduknya kini mulai merasakan demam.
Kim juga memerintahkan agar para pembantunya itu belajar manangani virus dan kebijakan pandemi ke negara lain yang sudah sukses dan terbebas dari virus tersebut.
Melansir dari detikcom, Pemimpin Korea Utara itu menyebut penyebaran COVID-19 telah membuat Korea Utara berada dalam ‘kekacauan besar’. Pasalnya setelah hampir dua tahun tak terjangkit virus Corona, kini Korea Utara melaporkan lonjakan kasus COVID-19 untuk pertama kalinya.
Kim Jong Un meminta upaya besar-besaran untuk melawan wabah virus Corona di negara tersebut. Korut sebelumnya menutup perbatasan sepenuhnya ketika pandemi dimulai pada 2020.
Namun pada Sabtu 14 Mei 2022, negara tersebut melaporkan 21 kematian dan 174.000 kasus baru ‘demam’, hanya beberapa hari setelah konfirmasi penyebaran virus Corona.
Sembari mengenakan masker bedah, Kim menegaskan penyebaran virus Corona sangat di dunia. Hal itu memicu pergolakan besar bagi negaranya.
“Jika kita tidak kehilangan fokus dalam menerapkan kebijakan epidemi dan mempertahankan kekuatan serta kontrol organisasi yang kuat berdasarkan kesatuan partai dan rakyat dan memperkuat pertempuran epidemi kita, kita bisa lebih dari mengatasi krisis,” beber Kim dalam pertemuan darurat, Sabtu 14 Mei 2022 dikutip dari The Independent.
Kim juga meminta para pejabat pemerintahannya untuk mempelajari kebijakan karantina di negara lain, seperti China.
Dalam pertemuan darurat tersebut dijabarkan, lebih dari setengah juta warga Korea Utara mengalami gejala demam semenjak penyebaran virus Corona melanda Pyongyang pada bulan April.
Menurut Kim, kasus demam tersebut belum menyebar secara tak terkendali antar wilayah. Sembari itu, ia mengupayakan penguncian ketat dan tindakan karantina di daerah terdampak.***