Bogordaily.net– Banyak orang yang menghabiskan waktu di rumah dan enggan beranjak dari tempat tidurnya, terlebih di masa pandemi Covid-19. Saking enggannya, tak sedikit yang melakukan berbagai aktivitas di atas kasur mulai dari bekerja, menonton TV, hingga makan. Namun, berbaring di kasur tanpa beranjak dalam waktu lama ternyata memberi dampak buruk pada kesehatan. Hal ini harus diperhatikan oleh kaum rebahan.
NASA bereksperimen untuk mempelajari efek berbaring di tempat tidur selama berhari-hari. Pada tahun 2014, sebagaimana dilansir dari Suara.com NASA melakukan penelitian untuk mengetahui besarnya kerusakan tulang dan otot manusia di luar angkasa.
Studi tersebut mengharuskan Drew Iwanicki (relawan) untuk berbaring di tempat tidur selama 70 hari berturut-turut, tanpa bangun untuk tujuan apa pun (kecuali untuk makan selama 30 menit!).
Studi tersebut menemukan bahwa jika seseorang berbaring dengan kaki terangkat miring, lebih banyak darah akan mengalir ke kepala, yang akhirnya membuat wajah mereka terlihat bengkak. Kondisi ini sangat mirip dengan pengalaman perjalanan ruang angkasa.
Namun ini bukan hanya tentang posisi berbaring. Faktanya, terlalu banyak baring dalam posisi apapun bisa sangat berbahaya bagi kesejahteraan individu secara keseluruhan.
Selama kita tidur lebih dari 6-7 jam tanpa melakukan gerakan apapun, biasanya akan bangun dengan perasaan pegal atau sakit, yang lebih dikenal sebagai luka baring.
Hal ini disebabkan karena kurangnya gerakan, gangguan darah di seluruh kulit menyebabkan beberapa bagian kulit menjadi mati.
Selain itu, terlalu lama berbaring di tempat tidur memberi kelemahan atau efek buruk lainnya. Sebuah survei yang dilakukan selama studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Joint, Bone, and Spine menemukan bahwa pasien dengan nyeri punggung bawah, yang diresepkan istirahat di tempat tidur oleh dokter, kembali dengan keluhan nyeri kronis sebanyak 32 persen.
Istirahat di tempat tidur dapat membuat penderita sakit punggung merasa lebih baik, tetapi terlalu banyak istirahat di tempat tidur justru berdampak sebaliknya. Karena hal ini mengakibatkan melemahnya otot, termasuk yang menopang tulang punggung. Anehnya, seseorang juga dapat mengalami sembelit dan masalah pencernaan lainnya ketika otot kehilangan kekuatannya
Selain itu, gaya hidup tidak aktif yang dianut kaum rebahan ini juga dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah (terutama pada panggul dan kaki) dan mengembangkan pembekuan darah. Situasi ini juga dapat menyebabkan kondisi emboli paru yang mematikan jika bekuan darah pecah dan masuk ke paru-paru.***