Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaKeguguran Jadi Risiko Hamil di Usia 40 Tahun

Keguguran Jadi Risiko Hamil di Usia 40 Tahun

Bogordaily.net– Wanita berusia antara 40 hingga 44 tahun memiliki peluang mengalami sebanyak 33 persen. Sebuah studi menunjukkan bahwa orang di usia 40-an memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir mati.

Alasan risiko itu belum diketahui, tetapi sebuah tinjauan studi tahun 2008 yang dilansir dari Suara.com memperkirakan kondisi seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia) atau diabetes gestasional pada wanita yang usianya lebih tua bisa menjadi penyebabnya.

Sebab, peluang terkena masalah jantung seperti tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Inilah alasan wanita 40 tahun ke atas berisiko lebih tinggi mengalami dua kondisi tersebut.

Risiko hamil di usia 40 tahun ke atas lainnya adalah mengembangkan plasenta previa, suatu kondisi saat plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks.

Di semua kehamilan, satu dari 200 akan mengembangkan kondisi tersebut, dengan bukti menunjukkan risiko lebih tinggi pada wanita usia 35 tahun atau lebih.

Plasenta previa berbahaya, dan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur dan lahir mati.

Sementara itu umumnya terjadi saat kehamilan berakhir sebelum 20 minggu, yakni pertengahan trimester kedua. Sementara dini, biasanya terjadi sebelum 13 minggu.

Kondisi ini sering terjadi, diperkirakan 10 persen hingga 20 persen kehamilan berakhir dengan . Sebagian besar terjadi pada kehamilan pertama, sebanyak 80 persen terjadi dalam tiga bulan pertama kehamilan. Berdasarkan Insider tanda di antaranya pendarahan vagina (bisa berkisar dari keluarnya cairan berwarna coklat hingga darah merah cerah dan gumpalan),  mengeluarkan jaringan dari vagina, keluarnya cairan bening atau merah mudah dari vagina, kram atau sakit perut,  pusing serta gejala kehamilan seperti mual atau payudara nyeri menghilang.

Namun, gejalanya tidak selalu sama pada masing-masing orang. Setiap orang berbeda dan mungkin mengalami berbagai tingkat keparahan dan durasi gejala yang bervariasi.

“Ada kemungkinan seseorang mengalami tanpa gejala apa pun. Dalam hal ini, Anda tidak akan tahu bahwa Anda telah sampai dokter melakukan USG,” jelas obgyn Laurie Scott dari Memorial Healthcare System, Florida, AS.

Selain itu, seseorang juga dapat mengalami tanpa sebelum menyadari bahwa mereka hamial, terutama pada tahap awal kehamilan.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here