Bogordaily.net – Publik belum lupa bahwa Cakra Buana, Organisasi sayap PDIP pernah keluhkan kelemahan Jokowi yang meninggalkan Nawacita, tidak pro rakyat, tidak pro poor, tak pro job.
Padahal, organisasi sayap ini berkontribusi besar terhadap pemenangan Joko Widodo baik menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden RI mendatangi ekonom senior Rizal Ramli (RR).
Kepala Satgasus Cakra Buana PDIP, Kadiman Sutedy menyampaikan kepada RR, pihaknya mengaku kecewa kepada Jokowi yang pada pemerintahan keduanya ini tidak mampu mengurus rakyat.
Sebagai informasi, Organisasi sayap PDIP keluhkan Jokowi ini adalah Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Cakra Buana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang bertandang ke kantor RR di Jalan Tebet Barat Dalam IV, Jakarta Selatan, Senin 3 Agustus 2020.
Ia menyatakan, kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang sudah menjabat dua periode itu sudah tidak lagi jujur dan punya hati memimpin rakyat Indonesia.
“Saya lihat tidak jujur. Tidak ada lagi hati. Urus rakyat bukan hanya cukup pintar saja, tapi harus pakai hati,” tegas sosok yang akrab disapa Yongki ini di hadapan RR.
Di tengah krisis kesehatan pandemik virus corona baru (Covid-19) saat ini, lanjut Yongki, pemerintah tidak lagi mendahulukan kepentingan rakyat kecil yang sudah mulai terdampak ekonominya. Sebab Jokowi beserta jajarannya hanya memberikan sembako yang praktiknya tidak merata.
“Hari ini rakyat butuh diurus pakai hati, bukan sembako aja dikasih yang enggak bisa makan. Bahkan yang sangat menyedihkan masyarakat datang ke saya, sedih saya. Kenapa bangsa ini jadi begini,” tukasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Yongki membawa puluhan personel Satgas Cakra Buana PDIP, yang juga menyampaikan keluh kesahnya kepada Rizal Ramli terkait penanganan Covid-19 yang dikerjakan pemerintah hingga hari ini.
Bahkan dalam pertemuan tersebut, hadir pula Laskar Betawi yang juga merasakan dan menyampaikan hal yang serupa dengan Satgas Cakra Buana PDIP. Ada pertanyaan publik: Pasca-Jokowi apakah Indonesia akan lebih rusak, rakyat lebih susah ?
Banyak yg bertanya, apakah jika Jokowi berhenti, mundur atau diundurkan, Indonesia akan lebih baik ? Bukannya akan makin hancur, makin susah ?
Justru sebaliknya, Indonesia akan lebih baik, lebih damai (krn tidak ada lagi islam-phobia berbayar), ekonomi rakyat akan lebih baik
Indonesia akan lebih baik, damai & makmur pasca-Jokowi, krn 1) Islam-Phobia berbayar akan dihapuskan, 2) Penegakkan hukum anti-KKN akan lebih tegas, 3) Harga kebutuhan pokok akan diturunkan spt minyak goreng, listrik, LPG agar di kantong rakyat ada uang, 4) Pemilu Jujur Adil
Ekonomi Rakyat pasti akan lebih baik pasca-Jokowi:
1) Kredit UKM ditingkatkan dari 18% kredit nasional jadi 30%, sehingga lapangan kerja akan naik
2) Cicilan Utang akan dikurangi dari Rp770 trilliun menjadi setengahnya. Penghematan cicilan untuk Internet gratis dll
Pasca Jokowi, wibawa dan pengaruh internasional Indonesia akan meningkat. Pemimpin pasca-Jkw ngerti geopolitik, diplomasi international dan teguh dalam prinsip bebas-aktif dan berjuang untuk perdamaian dunia
Indonesia pasca-Jokowi akan sangat berpengaruh dan dihormati di ASEAN 10, diperhitungkan di Asia, dan jadi salah satu pemimpin penting Gerakan Non-Blok dengan memperjuangkan aspirasi perlunya tatanan dunia baru yg lebih adil dan manusiawi.***
Sumber : Konfrontasi