Bogordaily.net – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta agar Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak dibawa kedalam politik praktis. Menurutnya, MUI harus fokus mengabdi untuk umat.
Ma’ruf Amin pun mempersilahkan jika ada perbedaan pandangan politik. Namun, jangan sampai perbedaan tersebutr menimbulkan perpecahan. “Tugas MUI itu menyatukan umat. Ini memang berat,” tutur Ma’ruf Amin.
Dia menekankan, perbedaan masih bisa ditoleransi. Tetapi jika penyimpangan, apalagi terkait hal-hal yang prinsip harus diluruskan. “Sehingga tidak sampai menimbulkan konflik,” kata Ma’ruf Amin yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI.
Ma’ruf Amin pun mengapresiasi MUI yang selama ini berhasil membangun kesamaan pandangan terhadap perbedaan. Namun, dia juga mengingatkan sering kali ada kepentingan atau ego personal atau kelompok yang bisa memecah belah. “Menimbulkan apa yang sudah dibangun baik, jadi terpecah. Baik itu terkait dengan urusan ekonomi, pemahaman keagamaan, maupun politik,” terang Ma’ruf Amin.
Pendamping Joko Widodo (Jokowi) ini pun mempersilahkan jika ada perbedaan aspirasi politik. Tetapi tidak boleh membawa MUI secara kelembagaan dalam politik praktis.
“Dulu mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden dalam Pilpres 2019, sama sekali tidak membawa MUI. Sehingga tidak sampai merusak persaudaraan. Baik itu persaudaraan sesama umat Islam maupun bangsa Indonesia,” tegas Ma’ruf Aamiin.
Ma’ruf Amin merasakan sampai sekarang upaya provokatif untuk memecah belah bangsa masih ada. “Maka perlu membangun silaturahmi nasional. Bukan hanya silaturahmi kelompok,” tuturnya.
Dia mengatakan saat ini merupakan zaman kesamaran dan fitnah bermunculan. Jadi, kalau tidak kita pagari akan berbahaya. Maka dari itu, melalui silaturahmi nasional, bisa mencegah bangsa Indonesia dari perpecahan.
“Masyarakat pun bisa menyampaikan aspirasinya, selama tidak sampai melampaui batas,” pungkas Ma’ruf Aamiin.***