Friday, 26 April 2024
HomeBeritaMendagri Singapura Nilai Ceramah UAS Berdampak Negatif, Timbulkan Perpecahan

Mendagri Singapura Nilai Ceramah UAS Berdampak Negatif, Timbulkan Perpecahan

Bogordaily.net – Menteri Hukum dan Dalam Negeri (Mendagri) Singapura K Shanmugam kembali mengungkap alasan negaranya menolak masuk Ustaz Abdul Somad (UAS). Mendagri Singapura menyebut UAS dinilai berdampak negatif  dan timbulkan perpecahan bagi warga Singapura.

Menurut K. Shanmugam, UAS memiliki pengaruh nyata bagi publik. Diungkap oleh K. Shanmugam, bahwa seorang anak berusia 17 tahun ditahan dengan dakwaan Undang-undang Keamanan Dalam Negeri pada Januari 2020.

Shanmugam mencontohkan seorang remaja 17 tahun yang ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri pada Januari 2020. Remaja itu menonton UAS di YouTube tentang bom bunuh diri. Dari situ sang remaja menyebut bahwa pelaku bom bunuh diri mati syahid.

Somad memiliki konsekuensi di dunia nyata,” katanya, dikutip dari The Straits Times, Rabu, 25 Mei 2022.

Lebih lanjut Shanmugam mengungkap beberapa pernyataan keras para pendukung UAS yang diunggah di media sosial sejak masuk pada 16 Mei lalu, termasuk di Facebook. Beberapa di antaranya memberikan ancaman, namun sudah dihapus.
UAS ditolak masuk karena Kementerian Dalam Negeri (MHA) menganggap -ceramahnya membawa ajaran ekstremis dan perpecahan yang tidak diterima dalam masyarakat multiras dan multiagama Singapura. Sejak itu para pendukung UAS menyampaikan protes keras, seperti mengincar akun media sosial para pejabat, termasuk Presiden Halimah Yacob dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
MHA menjelaskan alasan menolak masuk UAS dalam pernyataan yang dirilis pada 17 Mei, yakni materi ceramahnya yang dinilai ekstrem.
“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan, yang tidak bisa diterima di masyarakat multiras dan multiagama Singapura,” bunyi pernyataan.
Pernyataan Mendagri Singapura juga mencontohkan UAS yang menyinggung bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai tindakan ‘syahid'.
MHA juga menyinggung soal pernyataan UAS yang menyinggung agama lain, seperti Kristen, serta menyebut non-Muslim sebagai kafir.
“Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan perpecahan. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura,” demikian pernyataan MHA.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here