Bogordaily.net– Pascamomen Ramadan dan Idulfitri, beberapa harga bahan pangan masih tinggi. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi menyebut permintaan masyarakat juga masih tinggi usai momen tersebut.
Sekretaris Jenderal DPP Ikappi, Reynaldi Sarijowan menjelaskan, setelah Ramadan dan Idulfitri, masyarakat akan kembali beraktivitas normal. Dengan begitu, masyarakat akan kembali berbelanja untuk memasok kebutuhan rumah tangga. Kondisi tersebut berpengaruh pada harga bahan pangan.
“Artinya ada lonjakan tetapi tidak terlalu signifikan seperti hari H idul fitri,” ujarnya dikutip dari Suara.com, Selasa, 10 Mei 2022.
Reynaldi menjelaskan, beberapa harga pangan yang masih tinggi diantaranya, harga semua jenis cabai yang masih tinggi dengan rata-rata berkisar Rp 40-45 ribu per kilogram. Padahal, menurutnya, harga semua jenis cabai normalnya rata-rata sebesar Rp 30-35 ribu per kg.
Kemudian, kata dia, harga minyak goreng curah juga masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp19-20 ribu per liter, sedangkan HET yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14 ribu per liter.
“Ini persoalan yang cukup lama, harus segera diselesaikan, karena yang berdampak cukup banyak tak hanya di pedagang sembako, tentu ada di pihak ketiga seperti tukang gorengan, warung rumahan, ini multiplier effect kalau terus-terusan disparitas harganya terpaut jauh dengan kemasan,” jelasnya.
Selain itu, tambah Reynaldi, harga ayam broiler ras juga masih tinggi di kisaran Rp 40 ribu per kg. Begitu juga, harga telur ayam yang masih naik turun, di mana kadang harga tinggi, kadang pula harganya anjlok.
“Gula pasir konsumsi ini juga masih di harga Rp 14.500, sementara bulan ini musim giling tebu,” pungkasnya.***