Friday, 3 May 2024
HomeBeritaSosok Ali Banat, Dermawan yang Subangkan Kekayaannya untuk Kaum Miskin di Afrika

Sosok Ali Banat, Dermawan yang Subangkan Kekayaannya untuk Kaum Miskin di Afrika

Bogordaily.net – Beberapa tahun lalu, tepatnya di tahun 2018,  Ali Banat sempat disorot publik karena telah menyumbangkan seluruh hartanya untuk kaum miskin di Afrika. Ali merupakan pengusaha yang bergerak dibidang keamanan dan listrik.

Ali Banat, adalah pengusaha sukses asal Sydney, Australia, yang menyumbangkan seluruh harta yang ia miliki untuk kaum miskin di Afrika. Langkah ini dilakukan Banat sebelum meninggal dunia pada 29 Mei 2018, tiga tahun setelah didiagnosis mengidap kanker stadium empat.

Di masa hidupnya, sebelum total menggeluti kegiatan sosial, Banat dikenal sebagai pebisnis yang berhasil, yang memungkinkannya untuk menjalani gaya hidup yang mewah. Ia adalah kolektor mobil, jam tangan, sepatu, topi, dan kacamata mahal.

Bahkan ia diketahui mengoleksi sejumlah mobil, jam tangan, sepatu, topi, hingga kacamata mahal. Mobil sport miliknya senilai USD 600.000 atau sekitar Rp 8,3 miliar. Gelang yang sering dipakainya bernilai USD 60.000 atau Rp 833 juta.

Namun, gaya hidup glamour tersebut berubah drastis setelah dokter mengatakan ia mengidap kanker dan waktu hidupnya hanya sekitar tujuh bulan. Sejak itu ia mengerahkan harta dan waktunya untuk kegiatan sosial termasuk menyumbangkan kekayaannya untuk kaum.

“Begitu tahu saya terkena kanker, saya melepas koleksi mobil, jam tangan, bahkan pakaian. Saya bawa semua pakaian saya dan saya serahkan ke orang-orang yang memerlukan ketika saya bepergian ke luar negeri,” kata Banat.

“Saya ingin meninggalkan dunia tanpa satu pun harta benda,” katanya.

Ia mengatakan tak lagi punya keinginan untuk mengejar kenikmatan dunia. “Ketika seseorang mengatakan kepada Anda bahwa Anda sakit dan hanya punya waktu beberapa bulan untuk bertahan, mengejar kesenangan dunia akan menjadi prioritas yang paling akhir,” jelas Banat.

Ia mengatakan harta dunia tak akan bermanfaat secara pribadi bagi seseorang yang divonis mati dalam beberapa bulan.

“Bagi saya lebih utama membuat seorang anak di Afrika tersenyum bahagia daripada memiliki mobil mewah seharga miliaran,” katanya.

Setelah mengadakan perjalanan ke Afrika, Banat mendirikan yayasan sosial dengan tujuan mendirikan masjid, madrasah dan membantu para janda di benua tersebut.

Keputusan mendirikan yayasan juga dipicu ketika ia mengantarkan kawan yang meninggal dunia karena kanker. Saat di pemakaman ia sadar bahwa setelah seseorang meninggal dunia, tak ada yang mendampingi di alam kubur. “Bahkan uang yang Anda punya, itu tidak akan Anda bawa,” kata Banat.

Ia mengatakan satu-satunya yang akan dibawa adalah amal kebaikan selama di dunia.

Ingin segera bertemu Tuhan

Dalam wawancara dengan kanal YouTube One Path, Banat menuturkan ia sudah ingin bertemu dengan Allah.

Pengalaman spiritual ini berawal ketika ia meminum obat untuk meringankan sakit dan ternyata sedikit melebihi dosis. Ia mengaku berada di alam lain dan melihat pemandangan yang sangat indah.

Dalam kondisi kritis tersebut ia dikelilingi seluruh anggota keluarga dan mereka mengatakan bahwa tiba-tiba saja ia mengeluarkan kalimat, “Allah, ambil aku sekarang.”

Banat bisa melewati masa kritis ini namun ia mengaku kecewa. “Saya bangun keesokan harinya dan menyadari ternyata Allah tak mengambil saya. Saya menjadi sedih.”

Tak hanya karena vonis dokter yang membuatnya berubah, pada pemakaman seorang temannya ia berpikir takkan ada yang menemaninya di alam kubur, bahkan hartanya pun tidak akan dibawa. Satu-satunya yang melekat ketika seseorang meninggal adalah amal kebaikan selama di dunia.

Ali Banat menjadi penyelamat bagi warga di Afrika. Seluruh kekayaannya dilimpahkan untuk lembaga sosial. Hingga kini lembaga tersebut berjalan dan beberapa kali menggalang dana melalui internet. Dana yang terkumpul digunakan untuk fasilitas pendidikan dan membantu warga miskin di sejumlah negara seperti Afrika, Ghana, Togo, dan lainnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here