Sunday, 28 April 2024
HomeBerita4 Fakta Perbedaan Ganja Medis dan Non Medis, No 3 Bakal jadi...

4 Fakta Perbedaan Ganja Medis dan Non Medis, No 3 Bakal jadi Seperti Ini…

Bogordaily.net – Apa sebenarnya yang dimaksud dengan . Yang kini sedang hits jadi perbincangan publik. Apa beda ?

Secara sederhana adalah, ganja yang diracik menjadi obat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit.

Dibeberapa negara sudah lumrah ditemukan dan digunakan tapi tidak untuk Indonesia. Karena penggunaan ganja dilarang, Anda justru bisa kena pidana.

Malansir Suara.com Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., dan Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Trasisional dan Jamu Indonesia dr. Inggrid Tania, MSi., untuk mengungkapkan tentang fakta seputar . Berikut rangkumannya.

1. Pengertian

Obat yang mengandung ganja pada dasarnya diolah dari tanaman ganja. Prof. Zullies menjelaskan bahwa tanaman ganja mengandung berbagai komponen senyawa sitokimia yang bisa bekerja dalam reseptor karbinoid di dalam tubuh manusia.

Reseptor tersebut sama dengan yang ada dalam kandungan tanaman ganja. Sehingga saat dikonsumsi bisa menghasilkan berbagai efek tertentu. Kesamaan reseptor itu yang kemudian dimanfaatkan para ilmuwan untuk mengambil ekstrak ganja dan diolah menjadi obat.

“Jadi memang beberapa memberikan efek di dalam perkembangan riset kesehatan. Cannabis ini bisa diambil senyawa aktifnya, kemudian bisa dibuat jadi obat. Itu yang disebut dengan ,” jelas prof. Zullies.

2. Perbedaan dan Ganja non Medis

Walaupun sama-sama berasal dari tanaman ganja, yang digunakan sebagai obat hanya diambil ekstraknya saja dengan dosis sesuai kebutuhan.

Sementara ganja non medis biasanya langsung dimanfaatkan pucuk daun maupun batangnya. Entah untuk keperluan memasak bahkan narkotika untuk alasan rekreasional. Kebanyakan tanaman ganja dimanfaatkan daun juga bunganya.

Menurut dokter Inggrid, tanaman ganja sudah sering dimanfaatkan untuk pengobatan secara tradisional sejak zaman dulu. Hanya saja penggunannya berdasarkan riwayat pengalaman nenek moyang yang belum dibuktikan melalui penelitian.

3. Bentuk

Penggunaan sudah lazim di Amerika Serikat untuk pengobatan penyakit epilepsi juga pereda sakit bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi kanker.

Manfaat ganja medis tersebut untuk mengatasi kejang pada pasien epilepsi juga pereda nyeri dan mual muntah pada pasien kanker pasca kemoterapi.

“Itu bentuknya sudah kapsul, jadi sudah seperti obat. Kalau dikatakan ganja medis memang seperti itu,” kata Prof. Zullies.

Oleh sebab itu, penggunaanya harus berdasarkan resep dokter dan disesuaikan dengan penyakitnya.

Disampaikan pula oleh dokter Inggrid bahwa bentuk ganja media saat ini sudah beragam. Ada pula dalam bentuk spray yang disemprotkan langsung ke bawah lidah untuk menambah nafsu makan pada pasien HIV-Aids.

Juga tersedia yang dikonsumsi secara oral dengan mengemasnya menjadi obat minum yang terkandung ekstrak ganja.

“Bisa juga nanti perkembangan selanjutnya mungkin dengan disuntikan, itu pasti akan berkembang disesuaikan dengan penggunaan atau indikasinya untuk penyakit apa,” ujar dr. Inggrid.

4. Efek Samping Ganja Medis

Obat apa pun selalu mengandung risiko efek samping, begitu puka dengan ganja medis. Prof. Zullies mengungkapkan bahwa efek samping dari obat yang mengandung ganja sama dengan ganja yang digunakan untuk rekreasional.

Artinya, sama-sama bisa menimbulkan efek euforia pada penggunanya. Hanya saja pada ganja medis efeknya jauh lebih ringan dan terkontrol karena ekstrak ganja yang digunakan telah disesuaikan kebutuhan.

Sumber: suara.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here