Wednesday, 8 May 2024
HomeKota BogorAntisipasi PMK Jelang Idul Adha, DKPP Kota Bogor Bentuk Tim Monitoring

Antisipasi PMK Jelang Idul Adha, DKPP Kota Bogor Bentuk Tim Monitoring

Bogordaily.net – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor melalui bidang Peternakan terus memonitoring para pedagang hewan kurban yang berada di pinggir jalan menjelang perayaan .

Kabid Peternakan DKPP Kota Bogor Anizar mengatakan, pihak telah membentuk tim monitoring di setiap kecamatan se-Kota Bogor.

Tim ini setiap hari bergerak untuk meninjau dan melakukan pemeriksaan hewan kurban yang telah menggelar lapak di pinggiran jalan.

“Kami monitoring di enam kecamatan. Memang ada penurunan pedagang yang menggelar lapak, bahkan banyak juga yang tidak berjualan. Namum, sampai saat ini belum ditemukan hewan yang terpapar (),” ucapnya kepada awak media pada Senin 6 Juni 2022.

Ani sapaan akrabnya mengaku, selama pemeriksaan terdapat beberapa hewan kurban yang sedang sakit tetapi tidak mengarah ke .

“Ada yang sakit tetapi gejala klinisnya tidak mengarah ke , hanya suhu badan panas,” ungkapnya.

Menurut Ani, penyebaran sangat cepat jika salah satu hewan terpapar. Biasanya, hewan yang terpapar itu bukan dari tempat asal hewan tersebut, melainkan bisa juga dari perjalanan.

“Kalau hewan sapi maupun kerbau sudah terpapar tingkat kesakitannya bisa mencapai 100 persen, sedangkan tingkat kematiannya hanya 5 persen. Tergantung gejala klinisnya, ringan, sedang atau berat,” ujarnya.

Ani mengimbau kepada para pedagang hewan kurban untuk tetap menjaga kondisi kesehatan hewan. Salah satunya bisa memberikan asupan vitamin atau menggunakan ramuan tradisional.

“Yang lebih efektif hewan yang akan dijual ini diberikan asupan ramuan herbal seperti campuran kunyit, pare atau daun pepaya, asam jawa, madu atau gula merah dan temulawak. Bisa diminumkan ke hewan ketika ada hewan yang sakit untuk memulihkan maupun menjaga kesehatannya,” katanya.

Sementara itu, salah satu penjual sapi yang berada di Jalan Sholeh Iskandar, Simpang Yasmin, Baharudin menyampaikan, sebanyak 200 sapi ras Bali dari Bima Nusantara Tenggara Barat (NTB) sudah memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari kementrian Pertanian, bahwa sapi-sapi berasal dari Bima sehat tidak terjangkit ().

“Maraknya di pulau Jawa membuat saya bersama pedagang lain merasa khawatir. Namun, saya sudah mengantisipasi dengan cara memberi vitamin dan penyemprotan anti bakteri selama dua kali dalam satu hari,” kata Baharudin.

Meski demikian, dari tim monitoring Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor sudah mengecek semua sapi di Bima Jaya Farm.

“Alhamdulillah, sapi di sini semua nya dalam keadaan sehat dan sudah memiliki surat keterangan kesehatan hewan,” ucapnya.

Disinggung masalah kenaikan penjualan sapi, Baharudin memaparkan, bahwa ada kenaikan harga jual sapi.

“Kenaikan penjualan harga sapi di karenakan mahalnya biaya transportasi dari Bima NTB ke Kota Bogor,” ujarnya*

(Ibnu Galansa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here