Bogordaily.net– Banjir dan tanah longsor di Brasil terus menelan korban jiwa. Dilaporkan banjir yang dipicu intensitas hujan tinggi itu telah menewaskan 106 orang. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Dikutip CNN Indonesia dari AFP, tanah longsor menghancurkan rumah-rumah di lingkungan termasuk Jardim Monteverde, sebuah komunitas miskin di luar kota Recife. Penduduk setempat menyamakan gelombang lumpur yang menderu itu dengan tsunami.
“Ini adalah tragedi. Saya kehilangan banyak teman,” kata Maria Heronize warga setempat kepada AFP sambil menangis.
Tim penyelamat telah menemukan puluhan mayat terkubur setelah banjir menerjang wilayah tersebut akhir pekan lalu. Hingga saat ini tim penyelamat menggunakan anjing yang dilatih untuk mengendus sejumlah orang lainnya yang masih hilang.
Sedikitnya 24 kota di Pernambuco telah menyatakan keadaan darurat dan lebih dari 6.000 orang kehilangan rumah atau terpaksa mengungsi.
Sementara itu Presiden Jair Bolsonaro memposting video di Twitter pada Senin, 30 Mei 2022 yang menunjukkan dia terbang dengan helikopter di atas zona bencana. Banjir berwarna cokelat menggenangi area yang luas dan bekas luka lumpur di lereng bukit tempat rumah-rumah pernah berdiri.
“Saya mencoba mendarat, tetapi rekomendasi pilot adalah, mengingat ketidakstabilan tanah, kami bisa mengalami kecelakaan. Jadi kami memutuskan untuk tidak melakukannya,” kata presiden dalam sebuah konferensi pers.
Kemudia dia mengingat serangkaian banjir dahsyat di Brasil yang telah menewaskan ratusan orang dalam beberapa bulan terakhir. Para ahli menyebut kondisi ini diperparah dengan perubahan iklim.
Sebelumnya, banjir bandang juga menerjang Brasil pada Februari 2022 lalu. Banjir bandang berawal dari hujan deras selama tiga jam yang mengguyur kota wisata di perbukitan utara Rio de Janeiro. Hujan membuat sungai meluap menyapu rumah-rumah warga.
Tercatat curah hujan mencapai 258 milimeter, hampir sama dengan curah hujan pada bulan sebelumnya. Lebih dari 180 petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat dibantu oleh 400 tentara bekerja menyisir area banjir mencari korban yang terseret banjir bandang.
Para petugas terus berusaha menyelamatkan orang-orang yang terkubur dalam lumpur dan puing-puing.
Sekitar 300 orang kini mengungsi di tempat penampungan, sebagian besar di sekolah. Badan amal menyerukan sumbangan berupa kasur, selimut, makanan, air, pakaian, dan masker untuk para korban.***