Sunday, 19 May 2024
HomeNasionalBesok! Fenomena Strawberry Moon Muncul di Indonesia, Bisa Dilihat Tanpa Alat

Besok! Fenomena Strawberry Moon Muncul di Indonesia, Bisa Dilihat Tanpa Alat

Bogordaily.net – Fenomena atau stroberi penuh akan terjadi dan muncul di Indonesia pada, Selasa, 14 Juni 2022. Tak perlu alat khusus untuk melihat penampakan Fenomena ini.

Bulan akan mencapai puncaknya sekitar pukul 08:00 EDT pada hari Selasa, tetapi juga akan tampak cerah dan penuh pada Senin dan Rabu malam.

Purnama Stroberi Super merupakan salah satu dari tiga fenomena langka yang akan hadir di Indonesia dari 14 Juni hingga 14 Juli. Dua fenomena lainnya yaitu, Bulan Baru Stroberi Mikro (New Strawberry Supermoon), dan Purnama Rusa Super (Full Buck Supermoon).

Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan masyarakat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan.

Dia mengatakan fenomena strawberry full moon ini bisa diamati tanpa perlu bantuan alat optik apapun, kecuali jika ingin mengabadikan dalam bentuk foto maupun video.

Saat mencapai fase penuh, Bulan akan berada pada deklinasi 25°57'S di konstelasi Ophiuchus dan terletak pada jarak 357.000 km dari Bumi.

Andi menambahkan, untuk Bulan Baru Stroberi Mikro tidak dapat disaksikan sebelum matahari terbit. Mengingat terbitnya yang lebih lambat dibandingkan matahari dan permukaan bulan yang menghadap bumi tidak terkena cahaya matahari sehingga tampak gelap.

“Untuk menyaksikan fenomena ini, masyarakat cukup arahkan pandangan sesuai arah terbit hingga terbenamnya bulan pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Fenomena ini bisa diamati tanpa perlu bantuan alat optik apapun, kecuali jika ingin mengabadikannya dalam bentuk foto ataupun video,” jelasnya, seperti dikutip dari situs resmi BRIN.

Seperti pada fase bulan baru pada umumnya, tutur Andi, Purnama Stroberi Super, Bulan Baru Stroberi Mikro, maupun Purnama Rusa Super dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

“Adanya konfigurasi matahari-bumi-bulan atau bisa juga matahari-bulan-bumi yang berada di posisi segaris membuat timbulnya pasang yang lebih besar. Apalagi konfigurasi ini juga diperkuat dengan bulan yang berada di titik terdekatnya dengan bumi,” terang Andi.

Terkait penamaan, diambil dari The Farmer's Almanac (Almanak Petani Amerika). Di bulan Juni, para petani biasanya memanen buah stroberi, sementara pada bulan juli rusa jantan muda mulai tumbuh tanduknya.

“Jadi penamaan ini sebenarnya berasal dari penanda musim dan perilaku hewan yang timbul pada musim-musim tertentu bagi penduduk asli Amerika,” terang Andi.

Lebih lanjut, Andi menuturkan seperti pada fase bulan baru pada umumnya, fenomena purnama stroberi super ini juga dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari biasanya.

“Pasang laut tertinggi akan terjadi pada 14 Juni dan 14 Juli, sehingga disarankan bagi nelayan untuk tidak melaut di dua hari sebelum dan dua hari sesudah puncak fenomena ini,” katanya.

Ia juga menambahkan, bulan Baru Mikro kali ini akan diapit oleh dua Super yang terjadi pada dua bulan berturut-turut. Fenomena langit ini jarang terjadi di langit Indonesia. Jadi bisa dikatakan sebagai fenomena langka.

Terakhir kali, fenomena tersebut terjadi pada 2004 dan 2013.

Dengan kata lain, fenomena ini hanya terjadi setiap sembilan tahun sekali dan akan kembali terjadi pada 2031 dan 2040.***

(Raista Hasan/Magang)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here