Thursday, 28 March 2024
HomeTravellingDesa Wisata Pecinan Glodok: Hasil Akulturasi Budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa

Desa Wisata Pecinan Glodok: Hasil Akulturasi Budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa

Bogordaily.net terletak di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. ini merupakan salah satu yang masuk dalam 50 besar Anugerah Indonesia (ADWI) 2022.

Di desa ini, wisatawan akan dimanjakan dengan bangunan yang memiliki arsitektur unik dan ornamen-ornamen China, di antaranya Pancoran Chinatown Point yang merupakan destinasi baru dan tempat strategis bersejarah di Pusat Kota, yang memadukan bangunan hunian klasik-elegan, dengan area komersial serta Citywalk dan Mal tematik.

Ada pula, Gang Gloria, yang merupakan salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok, Jakarta. Dan yang paling tersohor, ada Petak Enam, merupakan tempat wisata kuliner yang terletak di Glodok, tepatnya di Gedung Chandra Glodok. Bangunan Petak Enam pun memiliki desain dan arsitektur yang unik karena bernuansa China dengan hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas China.

Selain itu, ini juga memiliki kesenian yang khas yang tak kalah menarik, seperti Tanjidor, Ondel-ondel, Silat Beksi, Barongsai. Dan ragam budaya yang  menarik perhatian wisatawan, di antaranya Cap Go Meh, Candra Naya, dan Klenteng Toa Se Bio.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut Pecinan Glodok memiliki storynomics tourism karena merupakan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.

“Saya melihat Pecinan Glodok ini memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya dan sejarah. Tadi kita sudah melihat berbagai pertunjukan tarian dari Betawi, wushu, dan lainnya. Desa ini memiliki storynomics yaitu cerita yang akan mampu menarik wisatawan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangannya dikutip Suara.com.

Menparekraf sempat mengunjungi “Toa Se Bio” yaitu salah satu Klenteng yang berada di Pecinan Glodok untuk melihat ritual pengobatan Tang Sin, yaitu sebuah pengobatan tradisional spiritual yang berlangsung pada saat Cap Go Meh dan Hari Ulang Tahun Klenteng Toa Se Bio. Ia turut melakukan Fang sen atau pelepasan burung dengan jumlah 53 ekor.

“Saya berharap dengan kuatnya ragam budaya yang terdapat di desa ini bisa menarik kunjungan wisatawan, sehingga akan mampu menjadi peluang untuk kebangkitan ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja seluas-luasnya,” ujar Menparekraf.

Pada kesempatan yang sama, Menparekraf membuka acara Festival Pecinan Glodok yang menampilkan berbagai atraksi dan pertunjukan seperti Silat, Barongsai, Kungfu, Tarian Betawi, Teknik Pembuatan Jamu, dan lain-lain.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here