Friday, 17 May 2024
HomeEkonomiEkonomi Indonesia Diprediksi Naik, Surplus Neraca Perdagangan Cetak Rekor

Ekonomi Indonesia Diprediksi Naik, Surplus Neraca Perdagangan Cetak Rekor

Bogordaily.net–  Pada 2022 ini diprediksi tumbuh hingga 4,8 persen, yang berarti lebih baik dibandingkan tahun lalu di angka 3,69 persen (yoy).

Kepala Ekonom Citibank Indonesia Helmi Arman Mukhlis mengatakan perkiraan tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti adanya perkembangan positif dalam harga komoditas.

Terlebih, menurutnya, fenomena commodity boom jadi keuntungan tersendiri bagi Indonesia, khususnya terhadap yang terus mengalami surplus.

“Kami memulai dengan pandangan yang hati-hati terhadap pertumbuhan PDB. Kami mengharapkan 4,8 persen untuk tahun ini,” kata Helmi Arman Mukhlis dalam Asian Development Bank (ADB) Indonesia bertajuk Indonesia Development Talk 6 yang dilansir Suara.com.

Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS), surplus Indonesia secara kumulatif Januari sampai April 2022 mencapai 16,89 miliar dolar AS jadi kinerja terbaik sejak 2017.

Hasil positif ini diperoleh dari nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan nilai impor pada periode tersebut yaitu nilai ekspor pada April 2022 mencapai 27,32 miliar dolar AS ,sedangkan nilai impor sebesar 19,76 miliar dolar AS.

“Karena kenaikan harga batu bara dan minyak sawit relatif tinggi, kita melihat ini telah membantu meningkatkan kita,” kata Helmi.

Lebih lanjut ia pun menyarankan, keuntungan commodity boom harus kembali diinvestasikan guna memberi untung ekonomi nasional secara jangka panjang.

Selain itu, commodity boom hanya menguntungkan kalangan perusahaan saja sehingga masyarakat yang justru menerima imbas berupa inflasi yang berimplikasi terhadap naiknya harga di tingkat konsumen.

Sementara dari sisi kenaikan harga pangan di tingkat global, hal itu tidak banyak membawa dampak negatif mengingat kenaikan terjadi untuk komoditas gandum dan kedelai. Sedangkan makanan pokok masyarakat Indonesia adalah beras yang mayoritas diproduksi di dalam negeri.

Selain itu gangguan pasokan pada komoditas pupuk juga tidak terlalu berpengaruh bagi Indonesia karena mayoritas justru bersumber dari dalam negeri, bahkan harganya pun disubsidi pemerintah.

Ia menambahkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun ini maka sebaiknya pemerintah tidak menaikkan harga BBM agar konsumsi masyarakat tetap terjaga.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here