Monday, 21 April 2025
HomeBeritaHaji Akbar Diprediksi Terjadi Pada Puncak Haji 2022, Ini Penjelasannya

Haji Akbar Diprediksi Terjadi Pada Puncak Haji 2022, Ini Penjelasannya

Bogordaily.net– Ibadah tahun 2022 ini berpotensi sebagai akbar. Sebab pelaksanaan puncak saat wukuf di Arafah yakni pada 9 Dzulhijjah 1443 atau 8 Juli 2022 jatuh di hari Jumat.

Informasi tersebut berdasarkan rencana perjalanan (RPH) Tahun 1443H/2022M yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag).

Sebagaimana dilansir Suara.com, jika perkiraan itu tepat, maka kemungkinan tahun ini sebagai akbar. Lalu apa itu akbar?

Akbar merupakan hari Arafah tanggal 9 Dzulhijah. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Akbar adalah hari disembelihnya kurban.

Konsultan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah, Aswadi memberikan penjelasan tentang Akbar. Menurutnya, Akbar bisa meningkatkan semangat beribadah bagi seluruh jemaah haji di seluruh dunia, khususnya jemaah haji Indonesia.

“Sebenarnya haji akbar itu meningkatkan semangat untuk beribadah karena Nabi Muhammad SAW itu haji wada’ dan haji akbar hanya sekali,” kata Aswadi kepada Media Center Haji (MCH) di Makkah.

Pelaksanaan haji yang jatuh pada hari Jumat pun memiliki keistimewaan. Pasalnya hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau rajanya hari.

“Menjadi istimewa karena hari Jumat itu, tumpukannya sayyidul ayyam maka ini adalah puncak kemulian. Karena pemimpin satu minggu itu kan Jumat. Jadi kalau haji pas Jumat itu berarti adalah dilipatgandakan sesuai dengan amaliah kemulian di hari Jumat itu,” papar Aswadi.

Guru Besar Ilmu Quran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya itu jugamengatakan Jumat adalah hari istimewa karena Allah SWT umat Nabi Muhammad SAW dengan hari Jumat yang tidak diberikan pada umat nabi terdahulu. Sementara itu keistimewaan hari Jumat bagi umat muslim yakni diampuni dosa-dosanya.

Walau berpotensi sebagai haji akbar, namun tak semua penduduk lokal bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini. Hal ini karena pemerintah Arab Saudi sudah membatasi kuota jamaah haji di seluruh dunia.

“Kan itu juga dibatasi oleh pemerintah Saudi, sekarang ini bayar toh, bayar tasyrik sekitar Rp14 jutaan. Kalau dulu memang gratisan dan orang pada tertarik, kalau sekarang tertarik tapi terhalang oleh perekonomian,” ujar Aswadi.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here