Bogordaily.net– Masyarakat diminta tidak perlu khawatir dengan penyebaran Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, onta, kerbau, kambing dan domba bahkan termasuk hewan liar lainya dapat tertular.
“Organisasi kesehatan hewan dunia dan beberapa organisasi kesehatan di dunia menyatakan penyakit mulut dan kuku itu tidak menular kepada orang. Tidak menyebabkan orang sakit walaupun misalnya saja ada daging yang terkena hewan pmk maka daging itu tetap aman untuk dikonsumsi, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Pakar Kesehatan Hewan IPB University Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si kepada waratawan.
Denny menjelaskan, manusia itu bisa jadi perantara penyebaran PMK misalnya membeli daging dari berasal hewan tertular terus ada darah yang menetes mencemari air lingkungan diminum oleh hewan yang rentan maka hewan tersbeut akan terkena PMK.
“Di Indonesia sejak tahun 1986 bebas dari PMK, dan tahun 1990 benar-benar dinyatakan bebas oleh organisasi kesehatan hewan dunia, bahwa Indonesia bebas penyakit mulut dan kuku tanpa vaksinasi,” kata Denny.
Pada April 2022 sambungnya pemerintah Indonesia kebobolan lagi oleh PMK dan ini menjadi kejutan mengingat tidak ada kesiapan untuk menghadapi virus PMK itu.
“Kita juga tahu bahwa hewan hewan sudah lama tidak divaksin sehingga penyebaran cepat dan kali pertama ini ditemukan di Jawa Timur dan juga di Aceh dan kemudian adanya lalu lintas hewan kita tidak siap dan akhirnya Penyakit ini sudah menular ke beberapa provinsi seperti yanh ada didata kementrian pertanian,” jelasnya.
Kerugian dari PMK meski tidak ada dampak untuk kesehatan manusia, kata dia tetapi kerugian akan dirasakan oleh para petani pasalnya sampai saat ini saja sudah banyak hewan yang terkena PMK. Terlebih sapi itu banyak yang rentan bahan hingga menyebabkan kematian.
“Untuk itu sebaiknya menghindari lalu lintas pengiriman hewan antar daerah hal itu salah satu yang membuat cepatnya penyebaran PMK,” katanya.(Ruslan)