Bogordaily.net– Turki akan menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) pada 2023 mendatang. Presiden Recep Tayyip Erdogan yang saat ini tengah berkuasa bakal menyalonkan diri kembali menjadi calon presiden Turki.
“Biarkan saya mengatakannya di sini. Tayyip Erdogan adalah kandidat dari Aliansi Masyarakat,” kata Erdogan dalam kampanye partai di Kota Izmir, merujuk pada aliansi antara partai konservatif yang berkuasa AKP dengan partai sayap kanan MHP sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Hal ini merupakan pertama kalinya Erdogan secara resmi mengumumkan dirinya mencalonkan diri sebagai presiden setelah berkuasa sejak 2003. Saat itu, Erdogan menjabat Perdana Menteri Turki yang merupakan pemimpin tertinggi negara.
Sementara itu di sisi lain, partai oposisi Erdogan, CHP, masih belum menentukan kandidat mereka. Erdogan pun menantang pemimpin partai tersebut, Kemal Kilicdaroglu, untuk maju dalam perhelatan pemilu Turki 2023.
“Deklarasikan entah kandidat Anda atau pencalonan Anda,” imbuhnya.
Lebih jauh ia menyampaikan pemilihan presiden bakal dilangsungkan pada 24 Juni tahun depan.
Kabarnya pemilihan presiden bakal dilakukan lebih cepat mengingat keadaan ekonomi Turki yang semakin memburuk.
Saat ini Turki mengalami inflasi sebanyak 73,5 persen dengan nilai lira yang semakin melemah.
Harga-harga barang di Turki terpantau semakin murah akibat kurs mata uang lira yang anjlok. Dua penyebab harga barang Turki jadi murah adalah soal kurs yang anjlok dan gelombang inflasi yang menerjang negara tersebut.
Melansir media Timur Tengah Al-Monitor, Turki diketahui tengah dihajar krisis ekonomi parah sejak tahun lalu. Bukan hanya karena pandemi Covid-19, krisis itu datang setelah Gubernur Bank Sentral Turki dipecat dari jabatannya dan mulai memangkas suku bunga.
Inflasi juga meroket di negara tersebut dan mencapai 61% pada April 2022 lalu. Tingkat inflasi ini menjadi yang tertinggi sejak 19 tahun terakhir. Konsensus ekonomi menetapkan bahwa menaikkan suku bunga dinilai mampu menurunkan inflasi dan membantu mata uang terapresiasi.***