Wednesday, 17 April 2024
HomeBeritaKisah Siti Hajar dan Bukit Shafa Hingga Hadirnya Air Zam-Zam

Kisah Siti Hajar dan Bukit Shafa Hingga Hadirnya Air Zam-Zam

Bogordaily.net – Bukit Shafa adalah bukit kecil yang terletak pada jarak kurang lebih 130 meter di sebelah selatan Masjidil Haram, Makkah. Bukit Safa merupakan tempat Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, memulai perjalanan mencarikan air untuk anaknya, AS.

Siti Hajar berlari mendaki Bukit Safa, kemudian turun menuju Bukit Marwah sampai tujuh kali. Peristiwa ini kemudian diabadikan umat Islam dengan melakukan sa'i (lari-lari kecil) saat menunaikan ibadah haji.

Melakukan hat tersebut menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah, yakni melaksanakan Sa'i. Ketika melintasi Bathnul Waadi, yaitu kawasan yang terletak di antara Bukit Shafa dan Marwah (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau), para jamaah pria disunahkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan untuk jamaah wanita berjalan cepat.

Ibadah Sa'i boleh dilakukan dalam keadaan tidak berwudhu dan oleh wanita yang datang haid atau nifas.

Bukit Shafa dan Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka'bah (Baitullah). Bukit Shafa dan Marwah yang berjarak sekitar 450 meter. Jauh sebelum perintah ibadah haji dilaksanakan, Bukit Shafa dan Marwah telah menjadi saksi perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam.

Bukit Shafa dan Marwah ini memiliki yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah.

Perjalanan hidup Siti Hajar mengantarkan ia pada suatu hari yang sangat berat. Hari tersebut adalah hari ketika Nabi Ibrahim, suami dari Siti Hajar dan ayah dari Nabi , memutuskan untuk memindahkan Siti Hajar ke suatu tempat karena kecemburuan yang dimiliki oleh Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim.

Dari tempat ia berada, Siti Hajar melihat sebuah bukit, yaitu Bukit Shafa. Ia kemudian bergegas mencari air menuju puncak Bukit Shafa, akan tetapi nihil. Ia tidak menemukan apapun. Kemudian ia bergegas turun ke arah Bukit Marwah, namun nihil juga. Siti Hajar kembali lagi ke Bukit Shafa, dan kembali lagi ke Bukit Marwah. Demikian seterusnya hingga tujuh kali.

Setelah tujuh kali bergegas dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya, dari Bukit Marwah Siti Hajar mendengar suara gemericik air. Ia kemudian menghampiri arah suara tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan pancaran air yang deras keluar dari dalam tanah di bawah telapak kaki Nabi .

Kini air tersebut kemudian dinamakan dengan air zamzam. Dan hingga saat ini, air zam-zam tidak pernah surut ataupun kekeringan. Orang-orang Arab yang melintasi kawasan tersebut kemudian memutuskan untuk tinggal dan jadilah saat ini menjadi Kota Mekah yang berkembang.

Di tempat tersebut kemudian dilaksanakan badah haji dan umroh oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. Dan peristiwa Siti Hajar tersebut kemudian dijadikan dasar ibadah sa'i yang saat ini dilakukan ketika ibadah umroh atau haji.

Bukit ini sekarang sudah berada dalam bangunan yang beratap dan berlantai marmer. Jadi, kita tidak lagi merasakan panasnya gurun pasir seperti Siti Hajar.

Bukit Shafa ditandai dengan lampu biru pada dinding masjid yang berhadapan dengan Hajar Aswad. Di bukit Safa-lah kita memulai sa'i. Di situ pula Siti Hajar mulai mencari air untuk anaknya dengan mendaki bukit ini.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here