Bogordaily.net– Gempa dahsyat yang terjadi di Afghanistan terus menelan korban jiwa. Angka terbaru yang dimuat media pemerintah Afghanistan pada Jumat, 24 Juni 2022 tercatat 1.150 orang tewas.
Media pemerintah melaporkan hampir 3.000 rumah hancur atau rusak parah. Direktur Taliban dari Kantor Berita Bakhtar yang dikelola pemerintah mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 1.150 orang dari laporan sebelumnya yang mencatat 1.000 tewas. Abdul Wahid Rayan juga mengatakan sedikitnya 1.600 orang terluka.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan telah menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 770 orang seperti dikutip Sindonews dari ABC News. Tidak jelas bagaimana jumlah korban tewas dapat dicatat, mengingat sulitnya mengakses dan berkomunikasi dengan desa-desa yang terkena dampak.
Sementara itu jumlah korban yang mengerikan akan membuat gempa Afghanistan menjadi yang paling mematikan dalam dua dekade. Organisasi bantuan seperti Bulan Sabit Merah lokal dan Program Pangan Dunia telah turun tangan untuk membantu keluarga yang paling rentan dengan makanan dan kebutuhan darurat lainnya seperti tenda dan alas tidur di provinsi Paktika, pusat gempa, dan provinsi tetangga Khost.
Sebelumnya diberitakan selain gempa dahysat, Afghanistan juga diterjang banjir di sejumlah wilayah. Kementerian Penanganan Bencana Alam versi Taliban melaporkan sebanyak 400 orang tewas.
“Yang terluka telah dibawa ke rumah sakit. Orang yang pemukimannya terdampak banjir, mereka telah dievakuasi dan diungsikan ke tenda,” kata Wakil Menteri Penanganan Bencana Alam, Mawlawi Sharfuddin Muslim, dikutip CNN Indonesia dari Tolo News.
Badan itu juga menjelaskan bencana telah menimbulkan kerugian finansial bagi masyarakat. Berbagai provinsi di Afghanistan dilanda hujan lebat dan banjir dalam beberapa hari terakhir.
Banjir melanda Provinsi Kunar, Nangarhar, Nuristan, Laghman, Panjshir, Parwan, Kabul, Kapisa, Maidan Wardak, Bamiyan, Ghazni, Logar, Samangan, Sar-e-Pul, Takhar, Paktia, Khost, Daikundi, dan beberapa area Salang.
“Banjir melanda ratusan hektare dan masih ada lahan yang terendam air,” kata seorang warga Kunduz, Ahmadullah.
“Akibat hujan lebat kemarin malam, atap rumah seorang warga roboh, menyebabkan satu pria tewas dan lima lainnya terluka,” ujar warga di Distrik Archin, Provinsi Nangarhar, Hamidullah Shinwari.
Afghanistan dilanda gempa bermagnitudo 6,1 pada Rabu, 22 Juni 2022. Gempa dahyat itu telah menelan setidaknya lebih dari 1.000 orang tewas dan angka tersebut diprediksi bakal bertambah.***