Bogordaily.net– Inflasi bulai Mei tercatat 0,40 persen secara bulanan atau month to month (mtm).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan pendorong utama inflasi pada bulan tersebut diantaranya adalah kenaikan harga telur ayam, ikan segar hingga bawang merah yang masuk dalam kelompok pengeluaran, makanan, minuman dan tembakau.
“Penyumbang terbesar dari kelompok pengeluaran berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,20 persen,” kata Margo dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis, 2 Juni 2022.
Ia merinci, telur ayam ras merupakan penyumbang utama terjadinya inflasi secara keseluruhan yaitu memiliki andil sebesar 0,05 persen.
Sedangkan untuk harga ikan segar memiliki andil sebesar 0,04 persen yaitu diakibatkan oleh cuaca buruk yang melanda di berbagai perairan di nusantara sehingga banyak nelayan yang tidak bisa melaut dan menyebabkan suplai terbatas.
Sedangkan untuk bawang merah memberikan andil sebesar 0,04 persen, jelas Margo untuk komoditas ini disebabkan karena pasokan yang berkurang.
“Bawang merah disebabkan karena sedikitnya pasokan bawang merah dari daerah sentra produksi dan belum pulihnya distribusi pasca Lebaran,” paparnya dilansir Suara.com.
Selain kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, inflasi Mei sebesar 0,4 persen (mtm) turut dipicu oleh kelompok pengeluaran transportasi dengan andil mencapai 0,08 persen.
Kelompok pengeluaran transportasi sendiri mengalami inflasi sebesar 0,65 persen pada Mei 2022 karena kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,07 persen.
“Kenaikan tarif angkutan udara terjadi karena tingginya permintaan menjelang Lebaran dan arus balik,” ujar Margo.
Sehingga laju Inflasi tahun kalender Januari-Mei telah mencapai 2,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau year on year mencapai 3,55 persen.
Sementara itu dari pantauan BPS di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 87 kota diantaranya mengalami inflasi dan 3 daerah lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di wilayah Tanjung Pandan yang mencapai 2,24 persen, sementara inflasi terendah terjadi di wilayah Tangerang dan Gunungsitoli yang sebesar 0,05 persen.
Sedangkan untuk deflasi tertinggi berada di Kotamobagu sebesar -0,21 persen dan deflasi terendah berada di Kota Marauke -0,02 persen.***