Bogordaily.net– Jamaah haji Indonesia akan menerima fasilitas jauh lebih baik datahun sebelumnya pada puncak haji Arafah Muzdalifah dan Mina atau Armuzna yang tinggal menghitung hari.
Pemberian fasilitas tersebut disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Arsyad Hidayat, di ruang Media Center Haji (MCH) Daker Makkah. Sebagaimana dilansir Suara.com, ada 5 fasilitas yang diterima jamaah saat puncak haji Armuzna seperti berikut ini:
Alat pendingin ruangan (AC)
Tenda bagi jamaah selama di Arafah dan Mina misalnya, akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru yang lebih dingin dari sebelumnya. Jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplay listrik dari PLN Saudi.
Karpet
Selain karpet, jamaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jamaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.
Tenda lega
Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jamaah, tahun ini hanya akan diisi 2.100 jamaah sehingga lebih longgar.
“Untuk tahun ini kapasitas per jamaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jamaah di Mina 0.9 meter persegi,” ujarnya.
Toilet
Begitu juga toilet jamaah. Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, sekarang diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.
Katering
Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung untuk katering.
“PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat,” ujarnya.
Sementara itu Kementerian Agama membentuk satuan operasi (Satop) khusus menghadapi puncak musim haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Satop beranggotakan petugas yang sebelumnya bekerja di daerah kerja (Daker) baik Makkah, Madinah, maupun Bandara.
“Personelnya hampir sama perwakilan daker-daker. Jadi daker ketika masuk ke Armuzna tidak lagi dinamai Daker,” kata Arsyad Hidayat.
Personel dari tiga Daker akan dibagi. Untuk Arafah akan diisi Daker Bandara; lantas yang bertugas di Muzdalifah diisi Daker Makkah dan Mina akan diisi Daker Madinah. Selain itu juga akan ada tim monitoring yang akan mengawasi seluruh proses pergerakan jamaah saat pelaksanaan Armuzna.***