Tuesday, 23 April 2024
HomeBeritaSosok Hamad bin Jassim, Sheikh Qatar yang Beri Pangeran Charles Sekoper Uang

Sosok Hamad bin Jassim, Sheikh Qatar yang Beri Pangeran Charles Sekoper Uang

Bogordaily.net– Hamad bin Jassim bin Jaber Al-Thani menjadi sorotan lantaran memberi koper penuh uang bernilai 1 juta euro atau Rp15,6 miliar kepada putra mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Charles. Koran Sunday Times seperti dikutip CNN pada melaporkan Sheikh Hamad yang merupakan Mantan Perdana Menteri sekaligus itu memberi koper bermerk, Fortnum & Mason, yang berisi Rp15,6 miliar.

Koper itu merupakan satu dari tiga bongkahan uang yang Pangeran Charles terima dari Hamad. Total yang diterima Pangeran Charles bernilai 3 juta euro atau sekitar Rp46,8 miliar.

Bukan kali pertama ia memberikan uang. Pada 2015 lalu, Hamad bin Jassim juga memberi tas ransel yang berisi 1 juta euro ke pangeran Charles saat bertemu di Clarence House.

Lalu siapa Sheikh Hamad? Berikut Sheikh Hamad sebagaimana dilansir CNN Indonesia.

Sheik Hamad lahir pada 30 Agustus 1959 di . Ia pernah menjadi Menteri Luar Negeri pada 1993 hingga 2007. Kemudian dari 2007 hingga 2013 ia menjadi perdana menteri.

Berdasarkan laporan Paradise Paper, Sheikh Hamad masuk dalam daftar politikus dunia. Sebuah investigasi International Consortium of Investigative Journalism pada November 2017 lalu. Penyelidikan itu mengungkap ratusaan dan politikus dunia yang menyimpan investasi di luar negeri agar terhindar dari pajak atau membayar pajak dengan nominal rendah.

Nama Sheik Hamad juga masuk dalam Panama Papers dikutip Forbes pada 2016 lalu. Dokumen tersebut mengungkapkan 143 politis, keluarga dan rekannya yang menggunakan perusahaan offshore di surga pajak.

Panama Paper juga mengungkap Hamad memiliki kapal pesiar yang diberi nama Al Mirqab yang diduga bernilai US$300 juta atau sekitar Rp4,4 triliun.

Pada 2017, Hamad menjadi juru bicara dalam pertemuan dengan Amerika Serikat. Pertemuan itu dilaporkan untuk membela diri usai Arab Saudi menuduh mereka mendukung terorisme dan punya hubungan dekat dengan Iran.

Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan di tahun yang sama.

Belakangan, empat negara telah melonggarkan tuntutan mereka. Arab Saudi juga telah menunjukkan kesediaan untuk menyelesaikan krisis.

Pada akhir Desember 2021 lalu, Hamad menyerukan Dewan Kerja Sama Negara-Negara Teluk (GCC) mendukung rencana Arab Saudi membangun fasilitas rudal balistik. Ia menilai langkah Saudi penting dan akan membawa keseimbangan militer di kawasan tersebut.

“Negara-negara teluk lain harus mendukung dan mendorong langkah [Arab Saudi] ini,” kata Hamad.

Sementara itu dari citra satelit yang dirilis intelijen AS saat itu, Saudi tengah membangun fasilitas misil dengan bantuan China. Pada Maret, Hamad memperingatkan negara Barat yang mengeksploitasi kekayaan mereka tanpa mempertimbangkan kawasan.

Menurutnya, Barat dan sebagian negara Eropa sangat membutuhkan minyak dan energi terutama dari GCC. GCC telah mencoba membuat perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Eropa selama lebih dari 30 tahun. Namun, ia menilai, kesepakatan seperti itu tidak pernah ditandatangani karena Eropa terus menunda.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here