Bogordaily.net – Tak perlu cemas soal makanan, Kementerian Agama (Kemenag) menggandeng chef atau juru masak dari Indonesia untuk mengawasi katering yang disediakan oleh penyedia layanan maktab untuk jemaah calon haji Indonesia saat beribadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsad Hidayat mengatakan, dengan adanya pelatihan untuk para chef tersebut, makanan yang disajikan kepada jemaah calon haji baik di Arafah dan Mina nantinya memiliki selera Indonesia.
“Ini jadi salah satu keluhan di tahun sebelumnya bahwa masakan Arafah ini rasanya katanya enggak jelas atau gimana. Nah kita ada chef, mereka tenaga profesional yang kita rekrut dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, kemudian ada juga ikatan chef Indonesia,” kata dia.
Selain itu untuk pelayanan kesehatan, pihak Syarikah Thawafah menyebutkan bahwa mereka akan menyiapkan di setiap maktab 2 bed beserta kelengkapannya, baik lemari atau kulkas untuk menyimpan obat-obatan dan lainnya.
“Kita sudah kontrak dengan penyedia layanan maktab ya, dan mereka juga sudah memberikan kesempatan baik kepada kita atau mereka sendiri untuk melakukan semacam monitoring bersama terhadap pelayanan yang diberikan. Di samping itu dari PPIH Arab Saudi juga sudah menyiapkan skenario untuk pelatihan juru masak yang nantinya akan memberi layanan saat di Armuzna,” tuturnya.
Pada tahun sebelumnya, PPIH juga telah membuat Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Arafah. Klinik tersebut dilengkapi peralatan dan didukung ambulans yang memadai, serta tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Nanti kita akan coba berdayakan kumpulan dari para TKHI yang ada di kloter kita satukan, mungkin 4 atau 5 kloter untuk melakukan pelayanan kesehatan di masing-masing maktab,” ujarnya.
Arsad mengatakan, untuk pelayanan kesehatan, pihak muasasah menyebutkan bahwa mereka akan menyiapakan di setiap maktab itu 2 bed beserta kelengkapannya, baik lemari atau kulkas untuk menyimpan obat-obatan dan lainnya.
Kemenag pada tahun sebelumnya juga telah membuat Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Arafah. Klinik tersebut dilengkapi peralatan dan didukung ambulans yang memadai, serta tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
“Jadi intinya lebih kuat lah ya kalau melihat ada tambahan tiap maktab, nanti kita akan coba berdayakan kumpulan dari para TKHI yang ada di kloter kita satukan, mungkin 4 atau 5 kloter untuk melakukan pelayanan kesehatan di masing-masing maktab,” ujarnya.
“Jadi ada klinik satelit yang mudah-mudahan membantu jemaah tidak harus setiap ada keluhan kesehatan gangguan kesehatan harus diantar ke KKHI misi haji,” sambungnya.
Untuk berjalannya persiapan pelayanan kesehatan, seluruh kebutuhan obat-obatan dan perbekalan kesehatan sudah masuk di pos kesehatan di Arafah dan Mina, dua hari sebelum pelaksanaan wukuf tepatnya tanggal 6 Dzulhijjah 1443 H/5 Juli 2022.***