Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaTak Bisa Bayar Utang, PM Sri Lanka: Kami Jatuh ke Titik Terendah

Tak Bisa Bayar Utang, PM Sri Lanka: Kami Jatuh ke Titik Terendah

Bogordaily.net– Krisis ekonomi di Sri Lanka membuat negara itu runtuh usai terjerat utang hingga membuat negara tidak bisa memenuhi kebutuhan makanan, bahan bakar, listrik dan banyak lainnya dalam beberapa bulan.

“Ekonomi kita benar-benar runtuh,” kata Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe.

Pria yang juga menjabat Menteri Keuangan dengan tugas utama menstabilkan ekonomi negara itu menyampaikan, Sri Lanka tidak bisa membeli bahan bakar impor, bahkan untuk cetak uang tunai karena utang yang luar biasa besar.

“Saat ini, Ceylon Petroleum Corporation berhutang 700 juta dolar AS. Akibatnya, tidak ada negara atau organisasi di dunia yang bersedia menyediakan bahan bakar untuk kami,” kata dia, dikutip Suara.com dari ABC News.

“Mereka bahkan enggan menyediakan bahan bakar untuk mendapatkan uang tunai,” lanjutnya.

“Kami sekarang melihat tanda-tanda kemungkinan jatuh ke titik terendah,” ujar Wickremesinghe.

Saat ini, pihaknya terus mengupayakan bantuan dari China, India dan Jepang untuk menggalang bantuan asing dan mengajukan anggaran tambahan untuk Agustus 2022.

Kondisi Sri Lanka kian memburuk saat pemerintah negara itu memohon Dana Moneter Internasional (IMF) terkait program bailout.

“[Anggaran], bersama dengan program IMF dan keberlanjutan utang, akan meletakkan dasar bagi Sri Lanka untuk kembali ke stabilitas ekonomi,” kata Wickremesinghe.

Negara tersebut telah mengumumkan akan menangguhkan pembayaran utang luar negeri sebesar 7 miliar dolsr AS yang jatuh tempo pada tahun ini, sambil menunggu hasil negosiasi dengan IMF.

Sebelumnya di tengah krisis yang masih terjadi di Sri Lanka, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe memperingatkan ancaman kekurangan pangan.

Pihaknya berjanji akan membeli cukup pupuk untuk musim tanam berikutnya guna meningkatkan panen.

“Meskipun mungkin tidak ada waktu untuk mendapatkan pupuk untuk musim Yala (Mei-Agustus) ini, langkah-langkah sedang diambil untuk memastikan stok yang cukup untuk musim Maha (September-Maret),” kata Wickremesinghe dalam sebuah pesan di Twitter.

“Saya dengan sungguh-sungguh mendesak semua orang untuk menerima gawatnya situasi,” imbuhnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here