Wednesday, 26 June 2024
HomeKabupaten BogorTingkatkan Wawasan Ilmu, BEM IUQI Bogor Gelar Seminar Advokasi

Tingkatkan Wawasan Ilmu, BEM IUQI Bogor Gelar Seminar Advokasi

Bogordaily.net – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Ummul Quro Al Islami (IUQI) Bogor mengadakan seminar Advokasi dengan mengusung tema “Urgensi Advokasi dan Retorika serta Implementasi di Lingkungan Mahasiswa” di Aula lantai 4 Gedung Rektorat , Sabtu 25 juni 2022.

Salah satu tujuanya ialah untuk meningkatkan wawasan keilmuan tentang advokasi dan etika beretorika di lingkungan civitas akademika, dengan mendatangkan Haris Azhar S.H, M.A,. akademisi HAM dan juga Nazamudin M.A, sebagai pembicara di acara seminar advokasi.

Ketua Pelaksana, Rekha Erlangga mengatakan, dengan adanya kegiatan seminar ini agar mahasiswa IUQI mengerti akan pentingnya advokasi.

“Mahasiswa IUQI harus memahami budaya advokasi dilingkungan kampus dan bisa mempunyai wawasan akan retorika serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat dan menambah wawasan secara umum,” kata Ketua Pelaksana, Rekha Erlangga.

Senada dengan Rekha, Presiden Mahasiswa Muhammad Baharudin mengucapkan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan seminar advokasi dan bisa menumbuhkan rasa akan pentingnya bagi mahasiswa memahami nilai-nilai advokasi dan mempunyai kedalam retorika dalam berfikir.

“Saya juga meminta kepada seluruh civitas akademika IUQI, agar dapat mengembangkan potensi yang ada dan dapat membawa nama institusi di mata masyarakat serta dapat menambah wawasan tentang advokasi,” ucapnya.

Sementara itu, Aktifis HAM Haris Azhar mengatakan, bahwa semua hal yang besar itu berawal dari memikirkan hal-hal yang kecil dan menjadikan itu sebagai kebiasaan. Karena hal kecil itu selalu dibiasakan, maka akan terbiasa dan menjadi hal yang penting atau besar.

Menurutnya, masalah advokasi juga ada banyak contohnya, jika diibaratkan ia bagaikan cermin.

Advokasi itu merubah, sangat praktikal dan ia bisa sebagai alat untuk membela secara praktis untuk adanya perubahan. Advokasi itu membela, dan keberpihakan.

“Melihat akan apa perbandingannya yang seharusnya, dan yang memungkinkan dari yang seharusnya. Peran kita sebagai mahasiswa dalam membangun advokasi dan retorika itu harus lebih radikal paham pemikiran,” ujarnya.

Jika melihat kondisi dan posisi mahasiswa kini, kata Haris Azhar, harusnya mahasiswa punya fakta dalam pengetahuan dan menguasai ilmunya, bagaimana mengelola waktu, membangun inisiatif.

Advokasi yang sukses dimulai dari ketidak kesempurnaan. Advokasi memiliki tujuan untuk perubahan, karena jika advokasi hanya untuk membela yang lemah, itu tidak cukup. Dimana akhirnya menciptakan pertanyaan dengan cara menjawab, dan cara menjawabnya dengan di kritik.

“Dalam prakteknya itu akan memilih cara dengan memilih jalan secara hukum, secara administrasi dan humanis,” imbuhnya.

Bicara akan retorika, Haris menjelaskan, bahwa konsep hidup di jaman Yunani sebagai kebutuhan diruang publik, lalu muncul orang yang mampu untuk menyampaikan.

“Retorika yang baik itu diimbangi dengan substansi,” jelasnya.

Sementara itu, Pembicara di acara seminar advokasi, Nazamudin menyampaikan, mahasiswa yang paham akan advokasi dan mampu memunculkan retorika terutama dilingkungan civitas ialah mahasiswa yang mampu menjadikan dirinya sebagai agent of change.

“Karena itu related dengan tujuan Advokasi, bukan hanya bicara tentang teori, tapi ini tentang pergerakan,” katanya.

Dirinya juga menambahkan, retorika adalah idealisme, bukan tentang benar dan salah. Dan Ilmu tidak didapat dari kelas, karena kebenaran tidak didapat dikelas.

“Merubah apa yang ada, menjadi apa yang seharusnya terjadi?” Esensi Advokasi itu menumbuhkan empati atau kepedulian,” tegasnya.

Diketahui, Acara seminar ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi, serta ditutup dengan sesi penyerahan plakat secara simbolis oleh ketua pelaksana dan presiden mahasiswa kepada Haris Azhar S.H, M.A dan Nazamudin M.A selaku pemateri dalam kegiatan Seminar Advokasi tersebut.*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here