Bogordaily.net – Akibat gelombang panas awal dan tidak biasa, serta hujan sangat sedikit pada musim panas ini, pemerintah Italia akhirnya menyatakan keadaan darurat di lima wilayah untuk mengatasi kekeringan.
Kabinet menyetujui keadaan darurat di Emilia-Romagna, Friuli-Venezia Giulia, Lombardy, Piedmont dan Veneto hingga 31 Desember, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, dan mengalokasikan dana 36,5 juta euro ($ 39,5 juta) untuk membantu mereka yang terkena dampak.
Mengutip laporan VOA Indonesia, Rabu, 6 Juli 2022, dana-dana darurat juga diumumkan, dan wewenang khusus diberikan kepada daerah untuk membantu menjamin keamanan umum dan mengganti kerugian yang diderita sektor pertanian.
Keadaan darurat itu menambah kecemasan keamanan pangan yang sudah dirasakan akibat perang di Ukraina.
Italia menghadapi kekeringan terburuk dalam 70 tahun.
Panas dan kurangnya hujan khususnya di Lembah Po, tidak hanya mengeringkan sungai, namun juga menyebabkan keprihatinan yang besar terhadap sektor pertanian yang biasanya menjadi salah satu lumbung pangan di negara itu.
“Ini adalah benar-benar badai, kurang dari 70 persen salju pada musim dingin, empat bulan tidak hujan, suhu 3-4 derajat lebih tinggi dari rata-rata suhu musiman,” ujar Sekjen untuk Distrik Lembah Po, Meuccio Berselli.
Keadaan darurat memberikan “sarana dan kekuatan luar biasa” untuk membantu menjamin keselamatan publik, kompensasi atas kerugian sambil berusaha menjamin kondisi kehidupan normal bagi mereka yang berada di daerah tersebut.
Menurut serikat pertanian terbesar di negara itu, Coldiretti, kekeringan mengancam lebih dari 30 persen produksi pertanian nasional, dan setengah dari pertanian di Lembah Po, tempat ham Parma diproduksi.
Danau Maggiore dan Garda – terletak dekat Milan antara wilayah Piedmont dan Lombardy – juga dilanda ketinggian air yang lebih rendah dari biasanya untuk tahun ini, sementara lebih jauh ke selatan sungai Tiber, yang mengalir melalui Roma, juga turun.
Sungai Po, sumber air tawar terbesar di Italia, sangat penting untuk pengairan. Dewan Riset Nasional Italia mengatakan, tahun ini hanya ada setengah dari jumlah hujan dibandingkan dengan rata-rata dalam 30 tahun terakhir, dan 60 persen lebih sedikit hujan di wilayah utara.
Akibat kekeringan, produksi pembangkit listrik tenaga air turun tajam. Pembangkit listrik tenaga air, sebagian besar di pegunungan utara negara itu, menyumbang hampir 20 persen dari produksi energi nasional.
Deklarasi darurat datang sehari setelah setidaknya tujuh orang tewas setelah gletser runtuh di Pegunungan Alpen Italia yang menurut Draghi “tanpa keraguan” terkait dengan pemanasan global.***