Saturday, 20 April 2024
HomeEkonomiAset Kripto Jadi Topik Utama G20 hingga Tokocrypto Raih Transaksi Tertinggi

Aset Kripto Jadi Topik Utama G20 hingga Tokocrypto Raih Transaksi Tertinggi

Bogordaily.net – Aset dan uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CDBC) akan jadi topik utama dalam rangkaian agenda 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) G20 yang akan berlangsung di Bali mulai pekan depan 11-17 Juli 2022.

Agenda besar pertemuan FMCBG dan FCBD tersebut akan membahas tren terbaru dalam industri digital keuangan, termasuk pembayaran lintas batas, aset dan CBDC.

Pembahasan akan dilakukan seputar bagaimana desain atau standar dari aset dan CDBC, bagaimana perkembangannya, serta ada diskusi panel yang dihadir oleh delegasi dari negara anggota G20, terdiri dari perwakilan bank sentral, pejabat pemerintah, pengusaha dan akademisi.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, menyambut baik pembahasan aset dan CBDC yang akan menjadi topik utama dalam pertemuan 3rd FMCBG dan di Bali. Menurutnya pertemuan tersebut bisa memfasilitasi pertumbuhan industri untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan mitigasi risiko.

“Perkembangan aset tak bisa dimungkiri sangatlah pesat. Momentum pertemuan 3rd FMCBG dan di Bali nanti, bisa dimanfaatkan untuk setiap negara-negara G20 saling bertukar pikiran bagaimana perlunya pembuat kebijakan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan mitigasi risiko,” jelas pria yang akrab disapa Manda.

Lebih lanjut, Manda mengungkap diharapkan dengan rangkaian pertemuan tersebut bisa mendorong pertumbuhan industri aset kripto dan blockchain di Indonesia, melalui regulasi yang matang dengan mengedepankan transformasi digital dan inklusivitas.

Di samping itu, para panelis bisa lebih mengenal konsep CBDC yang menggunakan teknologi blockchain untuk memberikan akses yang lebih luas dan mendorong inklusi keuangan.

Aset kripto pun saat ini sudah diakui oleh global dengan masuk sebagai pembahasan utama di agenda tahunan World Economic Forum (WEF) yang digelar bulan Mei lalu. Aset kripto dan blockhcain sudah tidak dipandang sebelah mata oleh para pemimpin ekonomi global.

Kesempatan ini merupakan peluang untuk menciptakan nilai tambah yang baik. Pokok pembahasan tersebut bisa menjadi acuan bagi perkembangan kripto dan blockchain ke depannya, termasuk di Indonesia.

Manda menjelaskan kehadiran aset kripto tetap tumbuh, walau saat ini market secara keseluruhan sedang mengalami kelesuan. Menurutnya, kripto semakin terintegrasi dengan perekonomian global, maka risiko-risiko seperti itu bisa jadi memiliki beberapa justifikasi. Meski demikian, masih memungkinkan kripto dan teknologi blockchain berfungsi dengan berbagai cara dan melangkah lebih jauh lagi.

Tokocrypto Jadi Pedagang Aset Kripto dengan Nilai Transaksi Tertinggi di Indonesia

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan merilis laporan pertumbuhan industri aset kripto di Indonesia. Dalam laporan tersebut, disebutkan Tokocrypto menjadi Calon Pedagang Fisik Aset Kripto dengan nilai transaksi tertinggi pada Januari-Mei 2022.

Dalam laporan tersebut tercatat Tokocrypto meraih nilai transaksi hingga Rp 95 triliun. Di posisi selanjutnya secara berturut-turut diikuti oleh Indodax (Rp 75 triliun), Pintu (Rp 10 triliun), Rekeningku (Rp 8 triliun) dan Zipmex (Rp 1 triliun).

VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto, mengatakan Tokocrypto masih mencatatkan pertumbuhan dari segi daily trading volume, walaupun aset kripto saat ini tengah bear market. Diharapkan pertumbuhan transaksi bisa terus berjalan seiring dengan kenaikan jumlah investor.

“Dalam situasi bear market saat ini, daily trading volume harus diakui mengalami penurunan dari sebelumnya pada saat periode normal yang bisa mencapai US$ 50-70 juta (Rp 749 miliar-1 Triliun), kini jadi US$ 15-20 juta (RP 224 miliar-299 miliar). Untuk jumlah investor di Tokocrypto sendiri saat ini sudah lebih dari 2,7 juta investor,” kata Cenmi.

Lebih lanjut, Cenmi menyampaikan terima kasih atas kepercayaan investor yang memilih Tokocrypto sebagai platform kripto mereka. Kepercayaan ini akan terus dijaga dengan memberikan pengguna pengalaman yang terbaik dan keamanan dalam bertransaksi perdagangan kripto.

Sebagai bentuk apresiasi, Tokocrypto menjalankan program Zero-Fee Bitcoin Trading, yaitu membebaskan biaya trading jual-beli Bitcoin dengan pairing fiat untuk seluruh pengguna. Promo ini berlaku untuk perdagangan dengan pairing BTC yang dapat nikmati mulai 8 Juli 2022.

Ada 6 spot trading pairs yang dibebaskan untuk biayanya mulai dari BTC/BIDR, BTC/BUSD, BTC/DAI, BTC/TUSD, BTC/USDC dan BTC/USDT. Syarat untuk mendapatkan gratis trading fee Bitcoin, pengguna Tokocrypto harus menyelesaikan verifikasi KYC (Know Your Costumer) Level 1.

Tidak hanya itu, Tokocrypto juga meluncurkan fitur baru, yaitu TKO Trading Fee, di mana pengguna bisa membayar biaya trading menggunakan TKO dan mendapatkan diskon sebesar 25%. Hadirnya fitur TKO Trading Fee yang memberikan keuntungan untuk para holders TKO.

Adapun Bitcoin (BTC) merupakan salah satu aset kripto dengan transaksi terbesar di Tokocrypto, bersama Tether (USDT) dan Ethereum (ETH). Sementara, lima jenis aset kripto dengan nilai transaksi tertinggi menurut data Bappebti, yaitu Tether (Rp42,3 triliun), Bitcoin (Rp 18,5 triliun), Ethereum (Rp 14,2 triliun), Dogecoin (Rp6,8 triliun), dan Terra (Rp 6 triliun).

Jumlah investor aset kripto di Indonesia telah mencapai 14,1 juta pelanggan pada Mei 2022. Sementara itu, investor saham tercatat hanya 8,86 juta. Rata-rata penambahan jumlah investor per bulan di tahun 2022 mencapai 394.168 pelanggan.

Sementara, transaksi aset kripto di Indonesia mengalami lonjakan luar biasa. Per 2020, nilai transaksi aset kripto sebesar Rp 64,9 triliun. Satu tahun kemudian, per Desember 2021, angkanya melonjak sangat signifikan menjadi Rp 859,4 triliun. Selama periode Januari hingga Mei 2022, tercatat sudah mencapai Rp 192 triliun.

Pasar Sepekan: Market Kripto Makin Optimis Melaju, tapi Potensi Bull Trap

Menjelang akhir pekan, market kripto tampak membuat hati investor senang. Pergerakan market aset kripto, terutama Bitcoin cukup mengejutkan, karena mampu melewati level psikologisnya di atas US$ 20.000, setelah alami penurunan yang berat.

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap melaju optimis ke zona hijau pada perdagangan Jumat (8/7) pukul 12.00 WIB. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga US$ 21.943 atau melonjak 7,91% dalam 7 hari terakhir.

Altcoin lainnya tidak kalah sumringah. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 14,01% ke US$ 1.248 sepekan terakhir. Binance Coin (BNB), Solana (SOL) dan XRP bahkan naik lebih dari 6%. Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) meroket lebih dari 5% seminggu terakhir.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan reli singkat yang terjadi pada perdagangan market kripto disebabkan oleh sentimen positif dari risalah yang dikeluarkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (7/7) lalu. Investor mengamati reaksi pasar terhadap risalah terbaru tersebut, namun tampaknya berdampak baik bagi market.

“Investor tampaknya sangat menyukai risalah FOMC, sehingga meredakan kekhawatiran komitmen The Fed untuk pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan market kripto juga terjadi pada pasar saham yang semakin berkorelasi selama setahun terakhir,” kata Afid.

Penguatan harga aset kripto juga datang dari sentimen positif dari Ethereum yang sukses merapungkan uji coba The Merge terbarunya di jaringan uji coba bernama Sepolia. Kesuksesan ini akan mendekatkan jaringan Ethereum mengubah algoritma konsensusnya dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS).

Ada pula kabar dari Celsius yang telah membayar utangnya ke platform Maker sebesar US$ 440 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas Celsius sudah membaik setelah menghentikan proses penarikan (withdrawals) pada dua pekan lalu.

Selain itu, investor juga masih melakukan strategi buy the dip memanfaatkan situasi makroekonomi yang sedang mereda. Terlihat dari data on-chain exchange terjadi sedikit lonjakan yang menimbulkan harga terkonsolidasi.

“Market secara keseluruhan masih di masa konsolidasi. Dari data on-chain, aktivitas trading Bitcoin, dari trading volume, long term holder mulai beli. Dari sisi market sekitar 200-400 hari sebelum halving akan ada sedikit koreksi. Kita masih ada di bear market, belum ada tanda-tande reversal,” jelasnya.

Afid juga mewanti-wanti akan terjadi bull trap. Investor harus masih menunggu data pekerjaan (Nonfarm Payroll/NFP) AS pada akhir pekan ini dan indeks harga konsumen AS minggu depan. Dua data tersebut seharusnya menandakan laju inflasi dan apakah The Fed terus agresif menaikkan suku bunga ketika pembuat kebijakan bertemu berikutnya pada 26-27 Juli mendatang.

“Perilisan data NFP AS akhir pekan ini bisa saja membuat harga aset kripto putar balik. Dari data historisnya, pergerakan harga aset kripto selalu kembali lesu setiap ada perilisan data makroekonomi terbaru yang negatif. Kalau, Bitcoin untuk memulai fase bullish harus menembus harga di atas US$ 23.000, untuk saat ini tren harian masih turun,” pungkas Afid.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here