Bogordaily.net – Techno Sociopreneur & Valuegraphy Writer, Baban Sarbana menyampaikan, Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi (IKA FE) senantiasa harus memberikan motivasi terhadap sesama alumni maupun adik kelasnya yang masih berkuliah. Motivasi itu dimulai dari semangat, kemudian kolaborasi dan silaturahmi.
Baban menjelaskan, semangat yang dimaksud ialah IKA FE harus bisa saling menyemangati antar alumni maupun alumni dengan adik kelas di kampus.
“Di jaman digital seperti saat ini, lebih mudah untuk mengakses konten untuk saling menyemangati dari berbagai digital platform. Banyak alumni yang bisa menyemangati, lebih banyak lagi alumni yang butuh disemangati,” kata Baban kepada Bogordaily.net, Jumat, 29 Juli 2022.
Di era digitalisasi ini, lanjut Baban, IKA FE bisa menyemangati melalui Podcast, IG live atau pun WANote dan Telegram Note. “Saling menyemangati juga bisa dalam mengembangkan hobi yang mengasah sportivitas, hobi olahraga, fotografi, hiking, ternak ikan cupang bagian dari healing untuk menambah semangat,” jelasnya.
Kemudian di segi kolaborasi. Menurut Baban, kolaborasi ini ketika melihat alumni dari sisi kelebihan dan kekurangannya sehingga bisa sinergi. “Kolaborasi ini bisa dilakukan antar alumni, alumni dengan kampus, alumni dengan adik kelas, alumni dengan Kota Bogor dan alumni dengan Indonesia. Kolaborasi ini bisa berupa aksi nyata yang bermanfaat bagi banyak orang. Sharing ide saja sudah jadi bagian dari kolaborasi,” katanya.
Dan terakhir silaturahmi, ia mengatakan, silaturahmi ini memiliki makna memanjangkan kasih sayang. “Semoga melalui jejaring alumni kita bisa melakukan silaturahmi. Banyak alumni yang sudah mencapai sesuatu dalam hidupnya. Kita bisa jalin silaturahmi untuk belajar dan mendapatkan inspirasi,” ujarnya.
Selain tiga poin itu, Baban menceritakan, setelah menjadi alumni tentunya ada mulang tarima dan menjadi 3 bagian, yaitu Mulang Tarima pertama, kedua dan ketiga. Artinya, apapun yang dialami selama di kampus tentu punya kontribusi kepada apa yang diraih dan di alami saat ini.
“Coba tarik garis dari saat ini ke masa ketika kita di kampus. Sangat mungkin ada satu atau lebih momen yang membuat kita meraih apa yang kita alami saat ini,” katanya.
“Saya pribadi, tahun 2001 menerbitkan buku pertama dan alhamdulillah diterima dengan baik oleh pembaca, ketika ditarik ke masa di kampus, ternyata ada hubungannya, yaitu ketika saya menjadi penjaga warnet sekitar kampus dengan upah 30 ribu perbulan bulan,” tambah Baban.
Kemudian, ia memberanikan diri mengirim email kepada seorang penulis kelas dunia dan akhirnya bertemu di Jakarta. “Saya belajar dan jadilah karya buku yang sangat saya syukuri kemudian mendapat pekerjaan di Bukaka, kerja di perusahaan Jepang pun ketika saat di kampus menjadi freelancer sebuah resto cepat saji dengan upah Rp 75 ribu per hari. Insyaallah titik di antara ketika kita di kampus dengan titik titik sepanjang perjalanan hidup ini saling terkait. Oleh karena itu saya ingin berterima kasih kepada kampus untuk pengalaman dan pengayaan hidup selama di kampus,” ujar Baban saat menceritakan perjalanannya.
Di Mulang Tarima kedua itu, bahwa saat ini kampus (utamanya FEB) butuh kontribusi alumni secara kolektif untuk menaikkan akreditasi hingga berkelas kampus internasional.
“Era digital dan persaingan bebas seperti saat ini butuh inisiatif semua pihak untuk saling memberikan yang terbaik. Mudah-mudahan kita sebagai alumni bisa menjadi bagian dari peningkatan ‘kelas’ FEB Unpak menjadi lebih baik lagi bahkan memenuhi syarat dalam akreditasi internasional,” tuturnya.
Sedangkan Mulang Tarima ketiga, Baban menjelaskan bahwa dirinya dibesarkan oleh organisasi HMM, Senat Mahasiswa dan berinteraksi dengan organisasi intra maupun ekstra kampus, silaturahmi antar teman-teman seperjuangan yang berorganisasi.
“Bagi saya itu bermakna lebih dibanding dengan interaksi sebatas kuliah saja. Interaksi sesama aktivis adalah interaksi yang mencerdaskan, interaksi yang membuat kita jadi saling tahu apa yang menjadi persamaan dan perbedaan kita bersama. Oleh karena itulah, pengalaman berinteraksi dalam organisasi kampus, adalah bekal untuk melanjutkan interaksi lebih baik lagi ketika menjadi alumni. Berjejaring adalah kunci dalam berkontribusi dan memberikan manfaat bagi sesama,” tutupnya.***
(Heri Supriatna)