Bogordaily.net– Menjaga kesehatan alat reproduksi merupakan hal yang penting. Kesehatan organ vital sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan yang ternyata dapat menyebabkan susah ereksi bagi pria. Penyebab sulit ereksi bisa berbeda dengan disfungsi ereksi atau impotensi yang berdampak jangka panjang. Dikutip helosehat.com, berikut ini kebiasaan yang membuat penis sulit ereksi:
Merokok
Merokok dapat merusak lapisan pembuluh darah. Hal ini akan menghambat aliran darah dan mempengaruhi otot halus di penis, sehingga sulit untuk ereksi. Riset berjudul Smoking and Risk of Erectile Dysfunction (2013) menghasilkan laki-laki yang merokok berisiko 51% kemungkinan kesulitan untuk ereksi. DI sisi lain mantan perokok berisiko 20% mengalami gangguan ereksi dibanding dengan yang tidak merokok.
Stres pekerjaan
Stres dapat mengganggu produksi hormon testosteron. Hal ini berhubungan dengan kerja hormon stres. Stres menyebabkan pelepasan kortisol, yaitu hormon yang membantu mengatur tekanan darah dan sistem peredaran darah. Ketika stres berlangsung jangka panjang, kadar kortisol di dalam tubuh bisa meningkat. kelebihan jumlah kortisol dapat berdampak pada kesehatan sistem reproduksi pria. Gangguan ini bisa mengakibatkan penis susah ereksi.
Kelelahan
Lelah bisa menyebabkan hilangnya gairah seks, terutama jika biasa berhubungan seks di malam hari. Beberapa penyebab kelelahan adalah tidur terlalu larut malam, masalah dalam pekerjaan, dan kurang tidur. Penelitian dalam The world journal of men’s health (2019) menunjukkan hubungan kelelahan dengan gangguan ereksi. Dalam riset ini diketahui tidur terlalu larut, kurang tidur, dan gangguan tidur memengaruhi fungsi alat reproduksi pria.
Penggunaan obat
Penggunaan obat-obatan dapat menurunkan gairah seksual pria. Ada lima jenis obat yang memiliki berpotensi menyebabkan penis tidak berdiri. Jenis obat-obatan tersebut antara lain: antidepresan dan obat-obatan psikiatri lainnya, obat tekanan darah tinggi dan diuretik, kemoterapi dan agen hormonal, obat penyakit Parkinson, dan analgesik opioid.
Minum alkohol berlebihan
Alkohol memiliki efek memperlambat aktivitas Sistem Saraf Pusat (SSP). Zat ini bisa mengganggu proses penalaran di otak, menghambat refleks atau reaksi spontan, serta mengacaukan koordinasi gerak tubuh. Ereksi berkaitan dengan kerja sistem saraf dalam merespons rangsangan, minum alkohol terlalu sering bisa juga memengaruhi proses ereksi. Selain itu, alkohol bersifat diuretik, artinya bisa membuat lebih sering buang air dan dapat mengakibatkan dehidrasi.
Kecemasan
Perasaan tertekan untuk memuaskan pasangan atau kekhawatiran akan ketidakmampuan menyenangkan pasangan bisa memengaruhi performa pria di ranjang. Jurnal Comprehensive psychiatry (2015) menunjukkan adanya keterkaitan antara penis susah ereksi dengan kecemasan yang dialami pria.
Depresi
Depresi bisa memengaruhi kemampuan seks secara biologis. Ini berhubungan dengan zat kimia di otak yang disebut neurotransmiter. Ketika merasakan gairah seks, tubuh akan meningkatkan aliran darah ke alat reproduksi. Peningkatan aliran darah ini yang kemudian memicu ereksi penis. Orang depresi memiliki ketidakseimbangan kadar neurotransmiter yang memengaruhi hasrat seksual dan membuat hasrat seksual bisa menurun. ***