Bogordaily.net – Adanya Fenomena Citayam fashion week di Jakarta menjadi perhatian warganet setelah banyaknya kreativitas anak-anak remaja di ruang terbuka. Fenomena Citayam Fashion Week juga membuat beberapa pedagang di sekitar kawasan itu mendapatkan berkah.
Hebohnya fenomena ini menguntungkan berbagai pihak. Salah satunya pedagang kaki lima yang menjual kopi sachet keliling. Omzet pedagang kaki lima dilaporkan naik hingga 200 persen dari sebelumnya.
Salah seorang pedagang kopi keliling mengaku mendapatkan penghasilan minimal Rp 500 ribu perhari akibat dari berkah Citayam Fashion Week ini. Pendapatan ini naik yang semula hanya sebesar Rp 200 ribu per hari. Dilansir dari akun Instagram Folkative, saat ini pedagang kopi keliling mampu menjual sebanyak 100 hingga 150 gelas kopi dalam sehari.
Toriman, seorang pedagang bahkan mengaku mampu mendapatkan omzet hingga jutaan dalam sehari. Ia mengaku senang karena penghasilan yang didapatkan minimal sebesar Rp 700 ribu dalam sehari. Toriman mulai berdagang dari pagi hari hingga malam pukul 21.00 WIB.
Seorang pedagang kopi keliling lainnya, Matsuri juga mengaku mendapatkan berkah dari fenomena ini.
“Kalo untuk hari biasa (Senin-jumat) itu sekitar Rp300.000, kalo sabtu atau minggu bisa Rp500.000 an, karena banyak yang datang ke sini kalo hari libur,” kata Matsuri.
Beberapa waktu belakangan, ruang terbuka kawasan Sudirman menjadi tempat tongkrongan banyak anak remaja. Para remaja ini datang dengan tujuan sekedar nongkrong atau membuat konten tiktok. Warganet menyebut fenomena ini sebagai Citayam fashion week.
Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan dalam akun instagramnya bahwa kegiatan di ruang terbuka seharusnya memberikan dampak positif terhadap perekonomian sekitar. Ia mengaku senang karena fenomena ini sesuai yang diharapkan: menaikkan pendapatan UMKM, memberikan peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja baru.
Sandiaga Uno berpendapat bahwa ini merupakan bentuk demokratisasi dan urban tourism atau wisata perkotaan yang menjadi gaya hidup milenial dan GenZ. Maraknya conten creator dadakan yang menunjukkan produk fashion hingga konten positif lainnya adalah salah satu incaran industri yang harus tetap didukung.***
(Riyaldi Suhud)