Bogordaily.net – Partai Golkar dan Gerindra membayangi dominasi PDIP dalam survei yang dilakukan dari Skala Survei Indonesia (SSI).
Hasil survei ini memperlihatkan bahwa, Partai Golkar dan Gerindra membuntuti PDIP.
“Saat ini, tingkat elektabilitas parpol masih dipimpin oleh PDIP yang terus dikuntit oleh Partai Gerindra,” kata Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim, dikutip dari ANTARA pada Jumat 22 Juli 2022.
Berdasarkan hasil survei dari Skala Survei Indonesia (SSI) menunjukkan bahwa elektabilitas partai politik (parpol) di Tanah Air dipimpin oleh PDI Perjuangan.
Hakim memaparkan dalam survei tersebut, PDIP unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 18,58 persen, disusul oleh Partai Gerindra dengan 12,50 persen, Golkar dengan 9,83 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 5,92 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 5,08 persen, dan Demokrat 5,00 persen.
Berikutnya, NasDem dengan perolehan elektabilitas sebesar 3,08 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,92 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 1,33 persen, Perindo 0,58 persen, dan Parsindo 0,25 persen.
Lalu, Partai Bulan Bintang (PBB), Hanura, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, dan Partai Garuda memperoleh tingkat elektabilitas yang sama, yakni sebesar 0,08 persen.
Menurut Hakim, dalam membangun koalisi, selain pertimbangan terkait dengan calon presiden (capres) yang diusung, rujukan untuk terus mempertahankan eksistensi suara partai politik juga akan menjadi pertimbangan serius bagi parpol-parpol dalam menentukan pasangan koalisi.
“Parpol-parpol pasti sangat berharap, dengan mengusung capres/cawapres akan membawa efek ekor jas dalam perolehan suara untuk mendapatkan kursi di DPR RI. Dengan pertimbangan ini, saya meyakini bahwa parpol akan sangat kalkulatif dalam mencari pasangan koalisi,” ujar dia.
Skala Survei Indonesia.
Sebagaimana diketahui, kata dia, untuk bisa kembali mengisi kursi di DPR RI, parpol-parpol harus bisa memenuhi persyaratan ambang batas parlemen 4 persen.
“Kesalahan membangun koalisi, tentu akan memiliki konsekuensi tetap berkursi di DPR RI atau akan terlempar dari pentas persaingan,” kata Hakim dikutip dari suaracom.
Survei ini memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) sekitar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka secara langsung dengan responden menggunakan kuesioner. ***
(Riyaldi Suhud)