Bogordaily.net– Pada umumnya, memasak makanan sendiri diketahui bermanfaat untuk kesehatan fisik, seperti menurunkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes. Ternyata bukan cuma bagi kesehatan fisik, memasak juga bermanfaat untuk kesehatan mental. Seperti diketahui, memasak kini kerap tergantikan dengan membeli makanan dari luar. Padahal, terdapat banyak manfaat memasak untuk kesehatan, tak terkecuali untuk kesehatan mental. Dilansir Aladokter.com, berikut ini adalah manfaat memasak untuk kesehatan mental:
Meningkatkan kepercayaan diri
Meningkatkan kepercayaan diri merupakan salah satu manfaat kesehatan mental yang bisa didapat dari memasak. Dari kegiatan memasak, bisa menghasilkan sesuatu yang nyata dan dapat dinikmati orang lain. Dari hal tersebut, kemudian akan timbul rasa puas dan percaya diri, sehingga harga diri atau self-esteem pun bisa ikut meningkat.
Menjadi sarana bersosialisasi
Memasak juga dapat dijadikan sebagai sarana bersosialisasi, misalnya dengan mengundang keluarga dan teman untuk mencoba resep yang baru dicoba atau mengikuti kelas belajar memasak. Bersosialisasi dengan orang lain dikaitkan dengan penurunan tingkat stres, peningkatan rasa bahagia, serta terjaganya sistem kekebalan tubuh.
Melatih kreativitas
Demi menghasilkan makanan yang lezat, tentu dibutuhkan kreativitas dari pembuatnya. Inilah mengapa memasak disebut bermanfaat untuk melatih kreativitas. Sebuah studi menyebutkan memasukkan kegiatan kreatif ke dalam rutinitas harian mampu membantu meningkatkan suasana hati, mengelola stres, dan mengatasi kecemasan.
Membangun rutinitas
Memasak dapat dijadikan sebagai salah satu rutinitas harian yang menyenangkan dan menyehatkan. Dengan membangun rutinitas yang jelas dan sama setiap harinya, ini dapat membuat ritme sirkadian tubuh menjadi seimbang. Ritme sirkadian sendiri adalah ritme yang mengatur keadaan fisik, mental, dan perilaku kita dalam 24 jam. Bila tidak seimbang, ritme sirkadian dikaitkan dengan timbulnya sejumlah masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, dan depresi.***
(Riyaldi Suhud)