Monday, 9 December 2024
HomeEkonomiMenkeu Sri Mulyani: Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-baik

Menkeu Sri Mulyani: Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-baik

Bogordaily.net–  Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui kalau kondisi ekonomi global atau dunia sedang tidak baik-baik saja. Oleh karena itu Sri Mulyani tidak ingin jumawa melihat kondisi ekonomi dunia tersebut jika membandingkan dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

“Kami di Kemenkeu sampaikan bahwa APBN sampai Juni surplus. Kami tidak jumawa. Kami tahu situasi (global) masih akan cair dan dinamis,” kata Sri Mulyani dalam acara seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang digelar secara virtual dilansir Suara.com, Jumat, 29 Juli 2022.

Pernyataan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini sejalan dengan kinerja ekonomi dalam negeri lewat perspektif APBN kondisi ekonomi nasional terbilang cukup baik.

Sampai enam bulan pertama tahun ini APBN mencatatkan surplus sebesar Rp73,6 triliun. Besaran surplus itu setara dengan 0,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Surplus APBN hingga akhir Juni 2022 terbilang sangat baik jika dibandingkan akhir Juni 2021 yang tercatat defisit Rp283,1 triliun. Surplus itu ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh signfikan dibandingkan belanja negara.

Penerimaan negara yang tumbuh signifikan meliputi, penerimaan perpajakan tercatat senilai Rp1.035,9 triliun atau tumbuh 52,3 persen (yoy).

Adapun komponen penerimaan perpajakan terdiri atas penerimaan pajak Rp868,3 triliun atau tumbuh 55,7 persen (yoy) serta kepabeanan dan cukai Rp167,6 triliun dengan pertumbuhan 37,2 persen (yoy). Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasinya Rp281 triliun dengan pertumbuhan 35,8 persen (yoy).

Sementara belanja negara tercatat mencapai Rp1.243,6 triliun atau tumbuh 6,3 persen (yoy). Adapun realisasi itu setara 40 persen dari pagu anggaran belanja negara yang sebesar Rp2.714, 2 triliun.

Dengan adanya surplus maka pembiayaan utang mengalami penurunan. Hingga akhir Juni 2022, pembiayaan utang baru sebesar Rp153,5 triliun atau turun 63,5 persen (yoy) dibandingkan periode sama di 2021 yang mencapai Rp421,1 triliun.

Sehingga indikator positif APBN disepanjang semester I-2022 akan menjadi hal yang baik bagi pemerintah untuk menghadapi semester II-2022, dikarenakan lingkungan global yang masih bergejolak dan berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi dalam negeri.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here