Bogordaily.net – Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mu’awanah Gelar Wisuda Khotmil Qur’an Sekaligus Milad di halaman Pondok Pesantren Salafiyah Al Muawanah, Sabtu, 16 Juli 2022.
Dalam acara ini dihadiri oleh kepala desa Rumpin dan tokoh masyarakat setempat, serta beberapa mubaligh sebagai pengisi acara khotmil quran seperti kh endang Ismatullah, Qory internasional, KH Asep Dimyati dan KH Badruzzaman SH, S.Pdi.
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mu’awanah mengatakan dalam belajar Al-Qur’an itu harus secara talaqqi karena, metode belajar al qur’an yang mensyaratkan perjumpaan secara langsung antara murid dengan guru, Talaqqi juga mensyaratkan gerak mulut murid harus mengikuti gerak mulut yang dicontohkan oleh guru.
“Ngaji secara talaqi 30 juz saling bertatap muka antara murid dengan guru sebab Al-Qur’an itu memindahkan lidah guru kepada murid agar bisa diraih oleh seorang murid, supaya kemurnian pengucapan huruf tahsin dan tajwidnya sesuai dengan kaidah yang sudah di tetapkan oleh para ulama qiroat dalam hal ini di pesantren Salafiyah Al-Mu’awanah mengambil jalur qiroat haffsh riwayat imam a’shim,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim media.
Lanjutnya, itupun tidak semua santri bisa di wisuda dan mendapatkan sanad Al-Qur’an karena santri yang mengaji harus benar-benar serius dalam memahami kaidah ilmu tajwidnya yang paling utama santri itu jarang pulang ker umah.
“Tergantung santrinya dinilai dari sejauh mana dia serius belajarnya (giroh) dan kemampuan cara pengucapan huruf dan memahami Qaidah ilmu tajwidnya dan jarang pulang, pondok pesantren Salafiyah Al-Mu’awanah sudah memberikan sanad Al Qur’an sebanyak 23 santri yang diwisuda,” jelasnya
Selain itu harapannya, dengan diadakannya kegiatan khotmil quran dapat mencetak generasi Qur’ani sesuai dengan tema kegiatan yakni Akulturasi Nilai Luhur Al Qur’an dalam membangun semangat generasi Qur’ani.
“Harapannya mudah mudahan dengan adanya wisuda ini orang semakin tertarik untuk belajar membaca Alquran dengan benar apalagi anak muda sebagai cikal bakal generasi harapan umat bangsa dan negara Karena kata Nabi sebaik baik orang adalah orang yang mau belajar al Qur’an dan mau mengajarkan nya, kesulitannya, tergantung karakter, santri yang sering pulang karena ngaji quran itu harus secara talaqqi sering bertemu,” pungkasnya*
(Albin)