Bogordaily.net–  Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dinilai terkesan kurang memperhatikan atau memonitoring para korban Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) di tempat-tempat rehabilitasi yang ada di Kota Hujan.
Hal tersebut diungkapkan oleh koordinator persaudaraan korban NAPZA Bogor, Bonny Sofianto. Menurut Bonny, sejauh ini monitoring dari Pemkot Bogor terkesan masih kurang terhadap tempat rehabilitasi.
“Dari sudut pandang kami penerima manfaat, iya. Karena ada beberapa laporan permintaan pendampingan terkait praktek yang tidak sesuai dibeberapa panti rehabilitasi sosial narkotika,” kata Bonny Sofianto kepada Bogordaily.net, Senin 18 Juli 2022.
Kalau secara jumlah, kata Bonny, ada beberapa rehabilitasi sosial di Kota Bogor dan secara perizinan tidak sulit. Hanya saja kata dia monitoring yang kurang dan uji kelayakan di awal.
“Untuk itu kami dari Persaudaraan Korban NAPZA Bogor akan melakukan pendekatan kepada dinas terkait agar dapat dilibatkan pada penilaian uji kelayakan dari sudut pandang penerima manfaat. Kami juga bersedia bila diminta bantu monitoring, karena di komunitas kami punya kompetensi itu. Hal ini untuk menghindari adanya dugaan dan berdasarkan laporan yg kami terima bahwa adanya oknum di layanan rehabilitasi,” jelasnya.
Bonny menambahkan, sejauh ini pihaknya telah melakukan pendekatan terhadap Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor terkait yang berhubungan dengan korban NAPZA.
“Sudah ada pendekatan awal ke Dinas Sosial Kota Bogor, dan tanggapan cukup positif. Kami apresiasi dalam hal ini, dan perlu pendalaman lagi,” tambahnya.
Bonny pun berharap, agar adanya diskusi bersama Pemkot Bogor untuk membahas permasalahan korban NAPZA, khususnya yang berada di wilayah Kota Bogor.
“Perlu diskusi bersama pihak terkait dalam hal ini. Agar informasi berimbang dan menemukan solusi bersama utk Kota Bogor,” tutup Bonny.(Muhammad Irfan Ramadan)