Bogordaily.net– Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe ditunjuk Presiden Gotabaya Rajapaksa untuk menggantikannya setelah ia kabur ke Maladewa. Namun, Massa memprotes dan menyerbu kantor PM Sri Lanka.
“Karena Presiden Rajapaksa meninggalkan negara, dia mengatakan kepada saya bahwa dia menunjuk perdana menteri untuk bekerja sebagai presiden sesuai dengan konstitusi,” ujar Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardana dikutip CNN Indonesia, Rabu, 13 Juni 2022
Wickremesinghe sudah langsung menggunakan kewenangannya sebagai presiden dengan mendeklarasikan status darurat negara.
Namun, massa menyerbu kantor Ranil Wickremesinghe. Saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa massa pria dan perempuan menerobos penjagaan militer di sekitar kantor PM.
Kepolisian dan tentara tak kuasa membendung gelombang massa meski sudah menembakkan gas air mata dan meriam air. Para demonstran kemudian masuk ke dalam kantor PM SriLanka untuk mengibarkan bendera nasional di dalamnya.
Demonstran mulai memadati kantor Wickremesinghe setelah Rajapaksa kabur ke Maladewa pada Rabu dini hari.
Dari Maladewa, Rajapaksa disebut bakal mengirimkan surat pengunduran diri. Sama seperti Rajapaksa, Wickremesinghe juga sebenarnya sudah berencana mengundurkan diri dari kursi PM.
Namun, Rajapaksa menunjuk Wickremesinghe menjadi pelaksana tugas presiden. Berdasarkan konstitusi Sri Lanka, PM memang seharusnya mengambil alih jabatan jika presiden mundur. Meski warga tetap menuntut Wickremesinghe untuk mundur. Mereka tak mau kroni-kroni Rajapaksa masih menguasai negara.
Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena, menyatakan bahwa mereka baru akan mengumumkan calon presiden baru pada 19 Juli mendatang. Sehari kemudian, tepatnya 20 Juli, parlemen baru akan menggelar pemungutan suara untuk menentukan pemegang takhta selanjutnya.
Sambil menanti pemimpin baru, Wickremesinghe mendeklarasikan situasi darurat nasional tanpa batas waktu yang ditentukan.***