Bogordaily.net– Polemik yang terjadi di pemerintahan Inggris akhirnya berujung pada rencana mundurnya sang Perdana Menteri Boris Johnson. Ia dikabarkan akan melayangkan surat pengunduran diri sebagai kepala pemerintahan negara itu hari ini, Kamis, 7 Juli 2022.
Media Inggris melaporkan setelah menyataan niat mundur, Johnson akan tetap menjabat sebagai PM Inggris hingga Oktober mendatang, ketika partai berkuasa, Partai Konservatif, menggelar pemilihan ketua partai dan mendapat penggantinya.
“Boris Johnson akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif hari ini — dia akan terus menjabat sebagai perdana menteri sampai musim gugur,” kata editor politik BBC Chris Mason dalam laporannya seperti dikutip CNN Indonesia dari AFP.
Menurut Mason, Partai Konservatif akan menggelar pemilihan ketua yang baru untuk menggantikan Johnson sebagai pemimpin partai dan PM Inggris pada Oktober mendatang.
Dalam sistem pemerintahan Inggris, kursi perdana menteri diisi oleh pemimpin partai yang memenangkan pemilu. Jika, pemimpin partai itu mundur otomatis kursi perdana menteri juga akan dilepas melalu sejumlah proses.
Keputusan Johnson untuk mundur ini berlangsung setelah hampir 50 menteri dan pejabat di dalam kabinetnya mundur. Hingga kini ada 10 menteri senior dan menteri muda yang telah memutuskan mengundurkan diri setelah menganggap pemerintah tidak bisa dipercaya lagi.
Desakan Johnson untuk lengser ini semakin santer terdengar lantaran sang perdana menteri dan pemerintahannya terus terperosok dalam skandal sejak beberapa bulan terakhir.
Sementara itu skandal Johnson di awali oleh pelanggarannya terhadap aturan lockdown Covid-19 pada 2020 dan 2021 lalu. Ia didenda polisi karena melanggar undang-undang lockdown Covid-19 dengan menghadiri dan menggelar pesta.
Tak hanya itu, ia juga dikritik lantaran membela anggota parlemen partainya yang melanggar aturan lobi. Kenaikan harga biaya hidup, sembako, hingga bahan bakar juga turut mendorong warga Inggris mengkritk kepemimpinan Johnson.
Bahkan Johnson dikritik habis-habisan setelah tetap menunjuk seorang pejabat untuk mengisi jabatan dikabinetnya meski dia telah tersandung dugaan pelecehan seksual.
Diberitakan sebelumnya para menteri yang mengundurkan diri dari pemerintahan Inggris terus bertambah. Sejauh ini sudah 44 orang yang memilih keluar dari pemerintahan menyusul pengunduran diri lima menteri.
Tak hanya itu pengunduran diri para menteri ini juga dipicu aksi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson yang memecat menteri senior, Michael Gove, pada Rabu, 6 Juli malam waktu setempat. Gove yang merupakan orang kepercayaan Johnson pada kampanye Brexit 2016 dianggap ikut mendesaknya agar mundur dari posisi perdana menteri.***