Saturday, 5 July 2025
HomePolitikPeringati Peristiwa Kudatuli, PDIP Gelar Aksi Tabur Bunga

Peringati Peristiwa Kudatuli, PDIP Gelar Aksi Tabur Bunga

Bogordaily.net – DPP PDI Perjuangan (PDIP) menggelar tabur bunga untuk memperingati peristiwa penyerangan kantor DPP PDIP pada 27 Juli 1996 (Kudatuli) lalu di Jalan Diponegoro No 58, Menteng, Jakarta. Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning berharap agar aktor intelektual tragedi tersebut diusut tuntas.

Acara tabur bunga tersebut dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto. Hadir juga dalam acara tersebut yakni Ketua DPP Ribka Tjiptaning, Yanti Sukamdani, mantan tim pembela PDIP Tumbu Saraswati, Anggota DPR Nyoman Parta serta puluhan keluarga korban yang biasa disebut Forum Komunikasi Kerukunan (FKK).

“Kita sekarang masuk tahun ke-26 memperingati Kudatuli. DPP PDI Perjuangan menginginkan terus usut kasus ini. Kita juga sudah ke Komnas HAM. Kita minta jangan hanya bawahan pelaksana saja yang ditangkap tetapi aktor intelektualnya, apapun pangkatnya. Mereka semua masih berkeliaran tanpa proses hukum. Maka hari ini kita tabur bunga sama Pak Sekjen,” kata Ribka dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 Juli 2022.

Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan peristiwa 27 Juli 1996 akan menjadi peristiwa yang selalu diingat. Hasto menceritakan kembali rangkaian kisah yang memicu kasus 27 Juli.

Pada momentum yang sangat tepat ketika intervensi kekuasaan selalu hadir dalam peristiwa kongres PDI semua diatur oleh kekuasaan. Dari Asrama Haji Surabaya itu pada momentum yang sangat kritis, hadirlah Ibu Megawati memimpin gerakan moral rakyat,” papar Hasto.

“Itulah momentum yang Ibu Mega sering ceritakan kepada saya, bagaimana sebelum kongres dibubarkan, beliau mengambil momentum dan mengatakan secara de facto saya adalah ketua umum PDI. Itulah cikal bakal perlawanan kekuatan arus bawah, karena pada sampai detik ini akibat proses intervensi Orde Baru adalah tradisi perlawanan,” tambahnya.

Hasto kemudian bercerita soal adanya intervensi kekuasaan yang selalu hadir dalam peristiwa kongres PDI semua diatur oleh kekuasaan. Kemudian pada momen kritis lalu Megawati Soekarnoputeri hadir memimpin gerakan moral rakyat.

“Itulah momentum yang Ibu Mega sering ceritakan kepada saya, bagaimana sebelum kongres dibubarkan, beliau mengambil momentum dan mengatakan secara de facto saya adalah ketua umum PDI. Itu lah cikal bakal perlawanan kekuatan arus bawah, karena pada sampai detik ini akibat proses intervensi Orde Baru adalah tradisi perlawanan,” tuturnya.

Ia menuntut agar hukum terus ditegakkan. Ia juga berharap keadilan juga dapat ditegakan. “Peristiwa 27 Juli suatu basis kekuatan moral tentang politik yang disampaikan Ibu Mega. Politik yang menyatu dengan kekuatan rakyat itu sendiri, karena itulah esensi dari kekuatan PDIP,” tuturnya.

Kegiatan tersebut dipimpin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama Ketua DPP Ribka Tjiptaning, Yanti Sukamdani. Turut dihadiri mantan tim pembela PDIP Tumbu Saraswati, anggota DPR Nyoman Parta, serta puluhan keluarga korban yang biasa disebut Forum Komunikasi Kerukunan (FKK).

(Riyaldi Suhud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here