Sunday, 24 November 2024
HomeBeritaPM Inggris Resmi Mundur, Boris Johnson: Saya Sedih

PM Inggris Resmi Mundur, Boris Johnson: Saya Sedih

Bogordaily.net– Boris Johnson akhirnya resmi mundur sebagai Perdana Menteri Inggris. Ia pun menyampaikan pengumunan tersebut dalam pidatonya di depan Downing Street, Kamis, 7 Juli 2022.

Dikutip CNN Indonesia, Johnson mengaku sangat menyesal karena tidak dapat menyelesaikan dan mensukseskan berbagai proyek yang belum selesai. Ia juga mengaku sedih harus menyerahkan jabatan PM yang menurutnya pekerjaan terbaik di dunia.

“Saya menyesal karena tidak dapat sukses dalam berargumen dan sangat sakit rasanya tak bisa melihat begitu banyak ide dan proyek selesai,” kata Johnson dalam pidatonya.

“Saya ingin memberi tahu Anda semua betapa sedihnya saya menyerahkan pekerjaan terbaik ini. Tapi ya, sesuatu tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan,” lanjutnya.

Menjadi perdana menteri kata dia seperti bersekolah yang membuatnya belajar banyak hal dan membawanya ke berbagai tempat.

“Terlepas dari semuanya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada publik Inggris dan hak istimewa yang Anda berikan,” kata dia.

Meski demikian Johnson bangga dengan apa yang telah ia lakukan selama memimpin Inggris mulai dari menggiring negara itu resmi keluar Uni Eropa atau Brexit hingga melewati pandemi Covid-19.

Meski sudah mengumumkan pengunduran diri, Johnson masih akan memimpin Inggris sampai perdana menteri baru terpilih.

“Saya akan tetap bekerja sampai ada pemimpin baru,” ujar Johnson dalam pidato pengunduran dirinya.

Sebelumnya diberitakan keputusan Johnson untuk mundur berlangsung setelah hampir 50 menteri dan pejabat di dalam kabinetnya mundur. Hingga kini ada 10 menteri senior dan menteri muda yang telah memutuskan mengundurkan diri setelah menganggap pemerintah tidak bisa dipercaya lagi.

Desakan Johnson lengser semakin santer lantaran sang perdana menteri dan pemerintahannya terus terperosok dalam skandal sejak beberapa bulan terakhir.

Skandal Johnson di awali oleh pelanggarannya terhadap aturan lockdown Covid-19 pada 2020 dan 2021 lalu. Ia didenda polisi karena melanggar undang-undang lockdown Covid-19 dengan menghadiri dan menggelar pesta.

Tak hanya itu, ia juga dikritik lantaran membela anggota parlemen partainya yang melanggar aturan lobi. Kenaikan harga biaya hidup, sembako, hingga bahan bakar juga turut mendorong warga Inggris mengkritk kepemimpinan Johnson.

Johnson bahkan dikritik habis-habisan setelah tetap menunjuk seorang pejabat untuk mengisi jabatan di kabinetnya meski telah tersandung dugaan pelecehan seksual.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here