Bogordaily.net– Inflasi di Amerika Serikat (AS) meroket tajam. Pada Juni 2022, inflasi AS tembus 9,1 persen, level tertinggi sejak 41 tahun terakhir. Inflasi tinggi ini disebabkan oleh berbagai harga yang mengalami lonjakan, baik pangan maupun non-pangan. Kondisi tersebuut membuat warga AS antre untuk dapat bantuan makanan.
Ribuan warga AS berbondong-bondong mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan setiap harinya dari bank pangan.
Dilansir CNN Indonesia Antrean terjadi di seluruh kantor bank pangan yang ada di berbagai penjuru Negeri Paman Sam tersebut. Adapun kotak bantuan makanan dari pemerintah ini berisi kacang kaleng, selai kacang, dan nasi.
Juru bicara Bank Makanan St. Mary Jerry Brown mengatakan jumlah warga yang antre untuk mendapatkan pasokan makanan meningkat tajam hingga 78 persen dibandingkan tahun lalu.
“Banyak warga AS yang sebelumnya tidak pernah antre untuk mendapatkan bantuan makanan, sekarang harus ikut dalam barisan,” kata Brown, Sabtu 16 Juli 2022.
Tomasina John merupakan satu dari ribuan warga yang ikut antre bantuan makanan untuk pertama kalinya.
John mengatakan sebelumnya kebutuhan keluarganya yang memiliki empat anak sangat tercukupi, karena suaminya memiliki penghasilan sebagai pekerja konstruksi. Namun, sekarang penghasilan sang suami tak lagi cukup karena lonjakan harga-harga yang tajam di AS.
“Sekarang tidak mungkin bisa cukup tanpa bantuan. Harganya terlalu tinggi,” ujarnya dikutip Associated Press.
Warga lainnya yakni Diane Martinez, bahkan rela berjalan kaki untuk ikut antre bantuan makanan.
“Harga makanan sangat tinggi dan terus naik setiap hari,” kata dia.
Sementara itu, lonjakan inflasi yang terjadi di AS bermula dari perang Rusia-Ukraina. Ketegangan antar kedua negara ini memberikan dampak buruk bagi dunia. Kondisi geopolitik ini menyebabkan krisis beruntun mulai dari energi, kemudian berlanjut ke krisis pangan dan juga krisis keuangan.***