Thursday, 25 April 2024
HomeBeritaSejarah dan Makna Hari Tarwiyah dan Arafah

Sejarah dan Makna Hari Tarwiyah dan Arafah

Bogordaily.net – Sejarah dan makna hari Tarwiyah dan memiliki artis yang sangat dalam bagi umat muslim.

Umumnya, umat Islam mengerjakan puasa sunnah di hari Tarwiyah dan . Karena dua hari itu begitu istimewa bagi umat muslim.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan awal bulan Zulhijah 1443 H jatuh pada hari Jumat 1 Juli 2022. Keputusan tersebut berdasarkan sidang isbat yang berlangsung di kantor Kementerian Agama, Jakarta pada Rabu 29 Juni 2022.

Dengan ditetapkannya awal Zulhijah, umat muslim di Indonesia telah dipastikan bahwa akan memperingati Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah yang pertepatan pada Minggu 10 Juli 2022.

Selain Hari Raya Idul Adha, bulan Zulhijah merupakan puncak ibadah haji. Adapun tanggal 8 dan 9 Zulhijah yang dikenal sebagai hari Tarwiyah dan hari .

Dikutip dari NU Online, pada hari Tarwiyah dan hari , seluruh umat muslim yang melaksanakan ibadah haji berkumpul di tanah suci Mekkah. Lantas bagaimana sejarah hari Tarwiyah dan ? Simak informasinya berikut ini.

Hari Tarwiyah

Hari Tarwiyah merupakan hari kedelapan bulan Zulhijah. Hari Tarwiyah ini memiliki makna merenung dan berpikir. Oleh karena itu hari Tarwiyah identik dengan keadaan berpikir dan merenung tentang peristiwa yang dipenuhi keraguan.

Pada hari Tarwiyah, jamaah haji mengumpulkan air yang banyak untuk diberikan kepada jamaah haji setelah merasakan lelah dan dahaga setelah menempuh perjalanan jauh ke Mekkah. Hal ini karena pada masa itu, sedikit sekali persediaan air dan sulitnya menemukan sumber air.

Ada pula yang menyebutkan hari Tarwiyah karena Nabi Ibrahim AS bermimpi pada tanggal 8 ketika Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelih anaknya, Ismail AS. Renungannya dinamakan sebagai Tarwiyah. Bagi umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji disunnahkan untuk puasa Tarwiyah.

Hari merupakan hari kesembilan di bulan Zulhijah. Kata diambil dari kata Arafa yang memiliki makna bau yang harum. Dilansir dari NU Online, ini artinya orang-orang yang melaksanakan ibadah haji menunjukkan bahwa orang ingin berobat kepada Allah SWT dan melepaskan seluruh kesalahan yang pernah diperbuat.

Dengan ini secara tidak langsung umat muslim mendapatkan surga Allah SWT dan kelak akan memiliki bau harum di surga. Pada hari , jamaah haji menuju padang untuk melakukan wuquf. Pelaksanaan wuquf dimulai dari terbenamnya matahari (waktu Zuhur) tanggal 9 Zulhijah hingga terbit fajar pada 10 Zulhijah.

Bagi umat muslim yang sedang tidak melaksanakan ibadah haji dapat berpuasa . Perintah melaksanakan puasa arafah ini sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW sebagai berikut.

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim, no. 1162)

Sumber: suara.con

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here