Thursday, 28 August 2025
HomeNasionalSepak Terjang Kopda Muslimin, Dalang Penembakan Istrinya Sendiri

Sepak Terjang Kopda Muslimin, Dalang Penembakan Istrinya Sendiri

Bogordaily.net – Siapa Kopda Muslimin? Otak penembakan istrinya sendiri yang kemudian ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis 28 Juli 2022 sekitar pukul 06.15 WIB.

Anggota TNI yang berpangkat Kopral Dua (Kopda) tersebut menjadi buronan polisi karena diduga menjadi dalang di balik pembunuhan Rina Wulandari, istrinya sendiri.

Melansir suara.com, Muslimin merupakan seorang anggota TNI yang berpangkat Kopral Dua (Kopda). Pangkat yang disandangnya itu berada satu tingkat dibawah Kopral Satu atau Koptu. Setiap harinya, ia bertugas di Batalyon Artileri Pertahanan Udara atau biasa dikenal Yonarhanud 15/DBY, Semarang, Jawa Tengah.

Muslimin merupakan suami Rina Wulandari, perempuan yang menjadi korban penembakan di depan rumahnya yang berada di Banyumanik, Kota Semarang, pada Senin 18 Juli 2022 lalu. Dari pernikahannya dengan Rina Wulandari,  Muslimin memiliki seorang anak perempuan yang masih sekolah.

Dari hasil pemeriksaan, Rina kala itu berkendara menggunakan sepeda motor menuju rumah usai menjemput anaknya dari sekolah. Saat sampai di gang rumahnya ia diikuti oleh beberapa rombongan bermotor. Tanpa diduga sebelumnya, rombongan itu mendekati Rina kemudian menembakkan peluru yang mengenai perutnya.

Usai kejadian itu, Rina langsung dilarikan ke rumah sakit dan dirujuk ke RSUP dr Kariadi Semarang untuk mendapatkan perawatan yang intensif.

Petugas kepolisian kemudian melakukan pengusutan dan berhasil menemukan otak di balik penembakan tersebut. Usut punya usut, ternyata  Muslimin disebut sebagai tokoh utama dalam pembunuhan berencana yang dilakukan kepadan istrinya sendiri itu. Dugaan itu diperkuat dengan keterangan sejumlah pelaku penembakan yang berhasil ditangkap.

Salah seorang penembak yang berinisial S alias Babi (34) mengatakan bahwa perintah penembakan terhadap Rina Wulandari datang dari sosok Kopda Muslimin, suaminya sendiri. Saat kejadian, ia diperintahkan untuk menunggu di ujung gang rumah Kopda Muslimin.

“Ditelepon untuk menunggu di ujung gang oleh Bang Muslimin (Kopda Muslimin),” umgkap S saat dimintai keterangan di Mapolrestabes Semarang.

Kopda Muslimin memerintahkan para eksekutor yang berjumlah 4 orang untuk membunuh istrinya dengan imbalan uang tunai sebesar Rp 200 juta dan sebuah mobil Toyota Yaris jika berhasil membunuh istrinya.

Imbalan yang hendak diberikan kepada para pelaku tersebut dinilai tidak sebanding dengan pendapatan yang diterimanya sebagai anggota Tamtama TNI.

Setelah dilakukan pemeriksaan yang mendalam, terungkap fakta bahwa Kopda Muslimin sempat meminta uang kepada mertuanya untuk pengobatan istrinya. Ia meminta uang tersebut melalui salah satu pegawai di rumah yang diperintakan untuk menelepon sang ibu mertua.

Kepolisian juga mengungkap alasan di balik kasus penembakan tersebut dipicu prahara yang terjadi di rumah tangga Kopda Muslimin dan Rina Wulandari. Hal ini bermula saat Muslimin curhat kepada para anggota komplotan pembunuh bayaran yang akhirnya disewa jasanya.

Pelaku penembakan, Agus Santoso alias Agus Gondrong mengungkap jika Muslimin meminta istrinya dibunuh. Gondrong mengaku ia sempat mengusulkan agar istri Kopda Muslimin diberi racun dengan bunga kecubung.

Polisi sebelumnya telah berhasil meringkus empat anggota kelompok pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Rina Wulandari, pada tanggal 18 Juli 2022.

Petugas kemudian menetapkan Kopda Muslimin sebagai buro. Dia dinyatakan menghilang setelah peristiwa penembakan istrinya. Namun, Muslimin telah ditemukan dalam keadaan tewas, pada Kamis 28/7/2022) pagi. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here