Bogordaily.net– Sejumlah aktivis pemimpin demonstrasi besar-besaran yang berujung pada penggulingan rezim Gotabaya Rajapaksa di Sri Lanka ditahan.
Kepolisian melaporkan mereka menahan dua aktivis, Kusal Sandaruwan dan Weranga Pushpika, atas tuduhan perkumpulan melanggar hukum.
Dilansir CNNIndonesia dari AFP, Sandaruwan sempat menyedot perhatian internasional setelah videonya setelah menduduki rumah Rajapaksa viral di jagat maya.
Dalam video tersebut, Sandaruwan terlihat menghitung segepok uang kertas yang ditemukan di dalam rumah sang presiden.
Setelah menahan dua aktivis, kepolisian juga merilis foto 14 orang lainnya yang mereka buru. Belasan orang itu diduga terkait dengan pembakaran rumah Ranil Wickremesinghe, mantan PM Sri Lanka yang kini menjadi presiden.
Penahanan kedua aktivis terjadi sehari setelah aktivis pelajar Sri Lanka, Dhaniz Ali, dibekuk ketika hendak menaiki pesawat menuju Dubai.
Polisi juga mengklaim mereka mengantongi surat penangkapan Ali terkait salah satu kasus di pengadilan. Namun, mereka tak mengungkap lebih lanjut kasus yang dimaksud.
Sementara itu ketika aparat sibuk menangkap para aktivis, parlemen Sri Lanka menyetujui perpanjangan status darurat nasional selama satu bulan hingga pertengahan Agustus mendatang.
Di bawah status darurat nasional ini, militer diberi kewenangan untuk menahan warga, membatasi perkumpulan publik, hingga menggeledah properti pribadi seseorang.
Wickremesinghe menerapkan status darurat nasional ini pertama kali pada 17 Juli lalu, untuk menertibkan keadaan usai pergolakan perlawanan warga yang tak kuasa menahan penderitaan akibat krisis berkepanjangan.***