Bogordaily.net – Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga sekitar, RS AZRA berikan beberapa Penyuluhan kepada warga yaitu MPASI, Manajemen Laktasi, dan Fase Oral di Posyandu RW 11 Bantarjati, Rabu 13 Juli 2022.
Diharapkan dengan adanya penyuluhan tersebut peserta yang hadir di Posyandu yang didominasi oleh ibu bisa memberikan MPASI yang baik untuk anaknya, mengetahui pentingnya ASI, dan mengetahui kapan fase oral pada anak sehingga tercapai tujuan dari penyuluhan yaitu mensukseskan program nasional untuk menurunkan angka kejadian stunting wasting
Kegiatan yang berlangsung dari jam 08.00-11.00 berjalan dengan sukses hal tesebut bisa dilihat dari tingginya antuasiasme warga yang datang ada 50 orang.
Edukasi pertama yang diberikan yaitu tentang Makanan Pendamping ASI (MP ASI) yang disampaikan dengan baik oleh Khanza Riri Aristiani, S.Gz (Ahli Gizi RS AZRA).
Secara garis besar poin poin yang disampaikan yaitu Penjelasan tentang MPASI, Waktu atau usia yang tepat untuk diberikan MPASI, prinsip dasar MPASI, Panduan pemberian MPASI, contoh makanan seimbang untuk bayi, dan cara mencegah anak susah makan.
“MPASI merupakan makanan yang diberikan untuk bayi di atas 6 bulan sebagai makanan tambahan pendamping ASI untuk dapat memenuhi asupan bayi. Pemberian ASI tetap harus diberikan sampai usia 2 tahun, karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi yang mengandung segala kebaikan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi,” ujar Bu Khanza.
Pemberian MPASI harus memperhatikan juga beberapa prinsip dasar.
Beberapa prinsip dasar MPASI diantaranya :
1. Tepat waktu, artinya MP-ASI harus diberikan saat ASI eksklusif sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
2. Adekuat, artinya MP-ASI memiliki energi, protein dan mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan makrnonutrien dan mikronutrien bayi sesuai usianya. Berikan makanan yang memenuhi prinsip gizi seimbang (mengandung karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah). Gunakan berbagai varian bahan pangan lokal yang mudah didapatkan, karena tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi asupan gizi harian.
3. Aman, artinya MP-ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan, bahan dan peralatan yang bersih.
4. Diberikan dengan cara yang benar, artinya MP-ASI diberikan dengan memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang seorang anak.
Pemberian MPASI tetap perlu jadwal yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
Hindari memaksa si kecil menghabiskan makanan, serta tidak ada distraksi (mainana, TV, HP) pada saat makan. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
Tawarkan selalu jenis makanan baru 10-15x (agar makanan dapat diterima) Lalu bagaimana panduan pemberian MPASI, bu Khanza juga menjelaskan sedikit tentang hal tersebut.
Menurut Bu Khanza ada beberapa panduan pemberian MPASI yaitu :
1. Usia 0-6 bulan bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makan apapun baik air putih ataupun madu apalagi buah
2. Usia 6 bulan 1 hari – 8 bulan bayi mulai diberikan MP-ASI, diperkenalkan dengan berbagai macam varian makan dengan tekstur makanan saring semi cair dan lumat tidak terlalu encer. Porsinya cukup 2-3 sdm sampai 125 ml.
Dengan pemberian 2-3x makan utama dan 1-2x makan selingan (makanan selingan bisa berupa buah yg dihaluskan/ buah kerok seperti pisang, alpukat, buah naga).
Pada usia 7 dan 8 bulan tekstur dinaikan bertahap menjadi lumat kental agak kasar dengan perbandingan 20 : 80 dan 50:50 dst.
Pada usia 8 bulan anak mulai tertarik dengan finger food dapat berupa buah potong/ sayuran rebus
3. Usia 9 – 11 bulan tekstur makanan ditingkatkan menjadi agak kasar (ditumbuk) cincang halus dan naik bertahap menjadi cincang kasar.
Bahan makanan sama dengan orang dewasa dengan rasa menyesuakan untuk anak-anak. Frekuensi dan porsi dapat ditingkatkan menjadi 3-4x makan utama (dengan porsi 125 – 250ml) dan 1-2x makanan selingan (perkedel daging).
Pada proses tumbuh gigi tekstur makan dapat diturunkan menjadi lebih lembut atau bayi diberikan fingerfood dingin (agar gusi bayi nyaman)
4. Usia >12 bulan makanan sudah dapat disamakan dengan makanan keluarga”
Selain materi tentang MPASI, ada juga penjelasan tentang Manajemen Laktasi yang disampaikan dengan baik oleh Bu Yulita Dian, Amd.Keb (Konselor Laktasi RS AZRA) yang menekankan tentang pentingnya ASI Eksklusif dan Menyusui.
“Asi Eksklusif adalah asi yang diberikan pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman lainnya (susu formula, air mineral, air gula, madu dan lainnya),” ujar Bu Yulita.
Pada penyuluhan kali ini disampaikan beberapa poin penting manajamen laktasi dianataranya yaitu cara menyusui yang baik dan benar, cara menyangga payudara, cara membantu bayi untuk melekat yang benar untuk menyusui, macam macam posisi menyusui, cara memerah ASI, cara menyimpan ASI, cara menggunakan ASI Perah, dan penanganan putting lecet.
Materi terakhir yang disampaikan yaitu tentang Fase Oral oleh Nurlela, Amd.TW (Terapis Terapi Wicara RS AZRA).
“Fase oral adalah Tahap perkembangan area oral motor (daerah mulut dan pencernaan) yang akan mempengaruhi perkembangan bicara dan makan. Berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan (Oral Gratification),” ujar Bu Nurlela.
Fase oral Sangat penting, karena fase ini mempengaruhi kematangan kemampuan otot di daerah mulut yang nantinya akan memaksimalkan kemampuan anak untuk makan (mengunyah makanan padat dan menelan) serta berbicara.
Menurut Bu Nurlela “Ada beberapa tahapan perkembangan fase oral motor yaitu 0-4 bulan Menghisap putting, 4-5 bulan, Menghisap sendok, proses menghisap lanjut, 6-9 bulan Mengunyah secara vertikal, “menghisap” dengan gelas, gerakan sisi lidah yang terbatas, 9-12 bulan Meminum secara mandiri dengan gelas, 12-18 bulan Gerakan sisi lidah, minum dengan sedotan, 18 – 24 bulan Mengunyah dengan gerakan memutar, 24 bulan Kemampuan mengunyah bagus,”
Orang tua juga harus mempersiapkan Hal yang harus dilakukan saat Fase Oral bayi dimulai yaitu seperti Memastikan tangan dan kaki bayi dalam keadaan bersih.
Memastikan serta mensterilkan mainan bayi dan Mengawasi bayi yang sedang mengeksplor benda-benda ke dalam mulutnya agar terhindar dari benda tajam atau tertelan.
Penyuluhan berjalan dengan lancar dan peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan pada beberapa narasumber.***