Bogordaily.net – Universitas Andalas (Unand) menyatakan siap untuk mencetak 100.000 pelaku usaha baru dari generasi muda atau kaum milenial di lingkungan kampus untuk mendukung program penciptaan sejuta wirausaha mapan yang terus digenjot Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) tahun ini.
“Saya dengar di Universitas Andalas, mata kuliah kewirausahaan merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil setiap mahasiswa, ini adalah sebuah terobosan yang baik,” kata Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam memberikan Kuliah Umum & Diskusi Interaktif Kewirausahaan di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumbar, Jumat, 1 Juni 2022.
Target sejuta Wirausahawan Mapan merupakan langkah dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional, yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan wirausaha yang berorientasi pada nilai tambah dan mampu memanfaatkan teknologi.
Salah satunya wirausaha muda di Universitas Andalas (Unand). Kampus Negeri asal Padang, Sumatra Barat (Sumbar) ini menargetkan siap menyumbang 100.000 wirausaha muda dalam program sejuta Wirausaha Mapan baru tahun ini.
Dalam kuliah umum tersebut, sekaligus dilakukan Peluncuran Program Kerja Sama KemenKopUKM dengan Universitas Andalas, terkait program Peningkatan Kapasitas Startup, serta Mini Expo Produk Universitas Andalas.
Kegiatan ini juga dihadiri Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah, Anggota DPR RI Nevi Zuairina, Wakil Rektor I Mansyurdin, Ketua Senat Akademik Universitas Andalas Syafrizal, dan Kadiskopukm Provinsi Sumbar Nazwir.
Menteri Teten menyebut, Universitas Andalas menyediakan seed funding kompetitif sebesar Rp10 juta untuk setiap start-up mahasiswa. Yang saat ini sudah menghasilkan 300 mahasiswa wirausaha dalam 2 tahun terakhir.
Universitas Andalas juga membina 350 UMKM super mikro (kerja sama Kemensos), 87 BUMDesa (kerja sama BRI), 51 Start Up Teknologi, dan 30 UMKM Agroindustri (kerja sama Badan Sawit).
“Saya keliling kampus dalam rangka mencari 1 juta wirausaha mapan baru. Karena pemerintah ingin melahirkan The Future SME berbasis pendidikan dan teknologi tinggi. Ke depan, persaingan kita di level global dimenangkan oleh yang punya inovasi. Di mana kekuatannya ada di SDM-nya. Dan Unand siap menyumbang 100.000 wirausaha,” ucap MenKopUKM.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Teten juga bertanya kepada para mahasiswa terkait siapa saja yang ingin jadi pengusaha. Mayoritas mahasiswa yang hadir di acara tersebut mengangkat tangan.
Kenyataan tersebut menurutnya, sesuai dengan laporan Penelitian Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021, yang menunjukkan sebanyak 72 persen generasi Z dan milenial bercita-cita menjadi wirausaha.
“Tiap tahun ada sekitar 1 juta sarjana baru. Dari jumlah itu, paling hanya 1 persen ekonomi kita atau sekitar 400.000 yang bisa menyerap tenaga kerja. Sisanya dari mana? Tentunya pilihan yang baik adalah dengan menjadi wirausaha. Mulai hari ini kita harus ubah pola pikir, kurikulum kampus jangan lagi mencetak sekadar sarjana mencari kerja. Justru mencetak wirausaha menciptakan lapangan kerja,” kata Teten.
Sementara, terkait naik turunnya perkembangan industri startup anak muda, menurut Menteri Teten, merupakan hal yang biasa dalam bisnis.
“Startup ini suatu ide bisnis, bisa tumbuh tapi ada yang mati. Dari 10 telur misalanya ada yang menetas itu sudah biasa. Begitu juga yang terjadi di Silicon Valley,” kata MenKopUKM.
Untuk itu sambungnya, KemenKopUKM terus menggandeng berbagai universitas yang ada di Indonesia. Kerja sama penting dalam mengembang kewirausahaan yang terkoneksi langsung dengan riset perguruan tinggi.
Bahkan di Kemendikbud ada program matching fund, di mana hasil riset mahasiswa atau produk dari startup muda bisa dikomersialisasikan. Dengan begitu, Menteri Teten optimistis, bahwa target sejuta Wirausaha Mapan tahun ini bisa terwujud.
Saat ini, rasio kewirausahaan di Indonesia baru mencapai 3,18 persen yang masuk kategori Wirausaha Mapan. Angka ini rendah jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 8,6 persen, Malaysia 4,74 persen, Singapura sudah 8,76 persen, dan Thailand mencapai 4,26 persen.
Sementara untuk menjadi negara maju, minimal 4 persen dari total populasi penduduknya adalah wirausaha. Dan rata-rata di negara maju, sudah mencapai 10-14 persen. “Target kami pada 2024 rasio kewirausahaan di Indonesia mencapai 3,95 persen,” katanya.
Wakil Rektor I Unand Mansyurdin menyambut baik kerja sama KemenKopUKM dan Universitas Andalas. Pihaknya juga mendukung penuh agar target kewirausahaan hingga 3,95 persen terpenuhi. Lebih lanjut ia menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melahirkan wirausaha yang mandiri dari lingkungan kampus.
“Kami juga berharap, tahun ini program kewirausahaan melalui proses inkubasi akan ditingkatkan dengan proses perizinan usaha yang akan dibantu. Kuliah umum dari MenKopUKM ini bagai siraman ke tumbuhan yang kering kepada calon-calon pengusaha, sehingga ke depan makin tumbuh dan berkembang,” kata Mansyurdin.***