Bogordaily.net– Kim Yo Jong yang merupakan adik Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menuding Korea Selatan sebagai biang kerok wabah Covid-19 di negaranya. Kim Yo Jong pun mewanti-wanti Korsel soal pembalasan Korut terkait penyebaran Covid-19.
“Pada hari Kamis, saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, menyalahkan ini (Korsel) atas wabah Covid di negara itu, dengan mengatakan bahwa itu adalah ‘kejahatan terhadap kemanusiaan’,” bunyi laporan kantor berita resmi Korut, KCNA, dikutip CNN Indonesia.
Kim Yo Jong mengatakan banyak negara, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah mengakui bahaya penyebaran penyakit menular melalui kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa Korea Selatan terus mengirim selebaran, uang, brosur, dan barang-barang ke wilayah kami,” katanya.
Kim Yo Jong juga memperingatkan bahwa Pyongyang sedang mempertimbangkan tanggapan pembalasan yang kuat atas aktivitas Korsel tersebut.
Menanggapi hal tersebut Menteri Pertahanan Korea Selatan, Lee Jong Sup, menyiagakan militer untuk menghadapi ancaman provokasi Korea Utara di masa mendatang.
“Posisi jelas kami adalah militer bakal merespons dengan tegas provokasi langsung dan taktis [Korut],” kata Lee saat membahas pernyataan adik pemimpin Korut Kim Jong Un, Kim Yo Jong.
“Dalam kasus provokasi strategis, kami berencana membalasnya dengan menempatkan kemampuan militer independen Korsel dan mengoperasikan aset strategis Amerika Serikat,” lanjut Lee, dikutip dari The Korea Herald.
Menurut Lee, militer Korsel bakal mencoba mengurangi risiko eskalasi dari provokasi lokal menjadi konflik militer.
Ia juga menuturkan kemungkinan eskalasi konflik rendah jika militer Korsel memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menghadapi provokasi lokal Korut.
Selain itu, Lee menyampaikan biasanya Korut melangsungkan provokasi di waktu yang sama kala Korsel-AS mengadakan latihan militer. Pyongyang kemudian mencoba membenarkan provokasi itu, pun menyalahkan Seoul dan Washington.
Namun, Lee menolak memberikan komentar langsung kala ditanya apakah ia mendeteksi tanda-tanda provokasi Korut.***