Bogordaily.net– China dan Taiwan semakin memanas setelah China menyelenggarakan latihan militer besar-besaran di sekeliling Taiwan sejak Kamis, 4 Agustus 2022. Latihan tersebut dilakukan tak lama setelah kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi, ke Taiwan. Dirangkum CNN Indonesia, berikut situasi konflik Taiwan vs China.
Sejumlah wartawan AFP melaporkan sejumlah proyektil ditembak dari instalasi militer terdekat China sekitar pukul 13.13 waktu setempat. Proyektil itu ditemani dengan gumpalan asap putih dan suara ledakan keras pada Kamis, 4 Agusutus 2022.
Militer China sendiri telah menyatakan dimulainya latihan militer di negara itu.
“Serangan presisi dilakukan di area tertentu di Selat Taiwan timur dan hasil yang diharapkan tercapai,” kata Komando Armada Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melalui sebuah pernyataan Kamis.
Tak hanya itu Bandara Internasional Taoyuan Taiwan mengumumkan pembatalan 51 penerbangan internasional saat dimulainya latihan militer China.
Namun, pihak bandara menolak mengakui pembatalan penerbangan itu dilakukan karena China melangsungkan latihan militer. Badan itu menyatakan mayoritas pembatalan dilakukan karena alasan pandemi Covid-19.
Taiwan News melaporkan sebanyak 26 penerbangan menuju Taiwan dibatalkan pada Kamis 4 Agustus 2022. Setidaknya 25 pesawat yang direncanakan meninggalkan Taiwan juga dibatalkan pada hari itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, membela keputusan negaranya untuk melangsungkan latihan militer di dekat Taiwan. Menurutnya, latihan itu dilakukan untuk melindungi kedaulatan Negeri Tirai Bambu.
“Pelatihan militer tindakan yang perlu dan adil untuk secara tegas melindungi kedaulatan nasional,” kata Chunying kepada wartawan.
“Amerika Serikat adalah provokatornya, China adalah korbannya. Ini diawali provokasi bersama oleh AS dan Taiwan, dibalas dengan pertahanan China yang adil setelahnya,” ujarnya dikutip AFP, merujuk pada kunjungan Pelosi.
Sementara itu Kementerian Pertahanan Taiwan menyampaikan militer China telah meluncurkan total 11 rudal balistik Dongfeng ke perairan dekat pantai utara, selatan, timur Taiwan, dalam sejumlah tembakan.
Taiwan kemudian mengaktifkan sistem pertahanan mereka.
“Sistem pertahanan kami telah diaktifkan,” demikian pernyataan dari Kemhan Taiwan dalam pernyataan Twitter.
“Kami mengecam aksi irasional itu, yang telah membahayakan perdamaian regional,” lanjut badan itu.
Tak hanya itu, sebanyak lima rudal China masuk ke zona ekonomi eksklusif Jepang untuk pertama kali.
“Lima dari sembilan rudal balistik yang diluncurkan China dipercaya mendarat di dalam ZEE Jepang,” ujar Menteri Pertahanan Jepang, Nobuo Kishi, dikutip dari AFP.***
(Riyaldi Suhud)