Bogordaily.net – Bedak bayi Johnson & Johnson (J&J) akan berhenti produksiĀ yang berbasis talc secara global pada 2023. Hal tersebut terjadi karena dikaitkan sebagai pemicu kanker.
Melansir dari laman berita Independent, salah satu brand perawatan bayi terkenal, Johnson & Johnson diklaim memilikin produk yang sempurna. Brand yang berasal dari Amerika Serikat ini mendapatkan ribuan tuntutan pada tahun 2018.
Pada tahun tersebut, setidanya ada sekitar 25.000 tuntutan yang diberikan oleh para orang tua terkait produk Johnson & Johnson. Walaupun lebih dari satu produk, tuntutan utama dilakukan terhadap produk bedak bayi mereka.
Perusahaan J&J menerima sekitar 38 ribu pengaduan dari konsumen dan para penyintas yang mengklaim jika paparan produk bayi itu menyebabkan kanker, karena terkontaminasi asbes, dan karsinogen.
Perusahaan tersebut lantas membantah tuduhan, mereka mengatakan pengujian ilmiah dan persetujuan peraturan selama beberapa dekade telah memperlihatkan bahwa bedak yang diproduksi aman dan bebas dari asbes atau karsinogen.
Pada tahun 2020, J&J telah mengumumkan bahwa mereka berhenti menjual bedak bayi itu di Amerika Serikat dan Kanada, karena permintaan menurun.
Kemudian, pada hari Kamis, 11 Agustus 2022, mereka mengumumkan untuk menghentikan menjual produk secara global.
“Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portfolio bedak bayi berbasis tepung jagung,” tulis Johnson & Johnson dalam rilis, melansir dari Reuters.
Sebelumnya, diberitakan salah satu wanita bernama Jackie Fox, pernah mengajukan tuntutan. Ia menggunakan bedak bayi itu selama 35 tahun, kemudian ia didiagnosa mengidap kanker ovarium yang diprediksi dipicu oleh produk bedak bayi itu. Pada tahun 2015, Jackie dikabarkan meninggal dunia.
Pada tahun 2018, hasil penyelidikan Reuters mengungkapkan, bahwa J&J sebenarnya sudah lama mengetahui bahwa bedak bayi berbasis talc yang diproduksi mengandung asbes, karsinogen pemicu kanker.
Catatan internal perusahaan, kesaksian sidang membuktikan bahwa setidaknya dari tahun 1971 hingga awal 2000, bedak mentah dan bubuk jadi produksi perusahaan J&J diuji positif mengandung sejumlah kecil asbes.
Menanggapi bukti kontaminasi asbes yang disajikan dalam laporan media, di ruang pengadilan dan di Capitol Hill, J&J telah berulang kali mengatakan produk bedaknya aman, dan tidak menyebabkan kanker.(*)